Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Membangun Desa dengan Kemandirian dan Kewilayahan

Kompas.com - 06/03/2024, 10:40 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Kata kunci dari keberhasilan semua desa tersebut adalah kejelian melihat potensi, inovatif, membangun jejaring, dan terbuka dengan teknologi tepat guna.

Terkadang kemampuan dalam melihat semua ini ditentukan oleh elite desa (perangkat desa) yang mampu mendorong perubahan.

Di lain sisi, karena memang ada kelompok-kelompok tertentu yang begitu sensitif dalam melihat semua peluang. Apapun itu, semua kata kunci di atas memang harus ada di desa dan itulah yang membuatnya bisa bergerak maju.

Kejelian melihat potensi adalah sisi paling awal. Setiap desa punya potensi, itu keyakinan. Namun tidak semua orang paham bahwa itu adalah potensi.

Sebagai contoh di Desa Gelebak Dalam. Di daerah ini banyak lahan kosong berupa rawa-rawa mineral dan sebagian gambut dangkal.

Awalnya ini susah dimanfaatkan karena kondisi lahan dan kemampuan masyarakat yang terbatas. Di musim kemarau selalu menjadi sumber api.

Apabila lahan itu dianggap sebagai lahan terlantar saja, maka ia akan selalu mendatangkan masalah. Namun ketika itu di pandang sebagai potensi besar, maka segala upaya bisa dilakukan.

Itulah yang kemudian terjadi, perangkat desa memahami ini potensi, tetapi ada keterbatasan untuk mengolahnya.

Setelah keyakinan itu tumbuh, maka inovasi harus diterapkan. Inovasi secara gagasan dan berlanjut pada tindakan praktis. Berbagai metode mulai ditawarkan dan diterapkan. Ada yang gagal, tapi keberhasilan sudah mulai terlihat.

Perangkat desa harus membangun jejaring, karena mengembangkan potensi desa dengan tantangan berupa kondisi alam, mau tidak mau harus berkolaborasi dengan pihak luar yang lebih ahli dan punya sumber daya.

Hasil kolaborasi jejaring dihadirkanlah berbagai teknologi termasuk alat berat untuk pengolahan lahan dan mekanisasi alat pertanian.

Dalam hal ini, perangkat desa dan unsur masyarakat sangat terbuka dengan kehadiran berbagai teknologi terapan.

Desa ini sukses, bahkan didapuk sebagai desa Laboratorium Ekologi bagi beberapa perguruan tinggi untuk belajar cara bertani dan mengelola lahan.

Gagasan desa mandiri memang bukanlah desa yang mampu mengurus dan mengelola semua hal oleh mereka sendiri, tetapi desa yang mampu membangun jejaring dan memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak.

Jaringan sosial harus dibangun karena tidak ada wilayah yang mampu hidup tanpa berjejaring, pasti terhubung dengan pihak lain.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau