Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Denon Prawiraatmadja
Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Perhubungan

"Sustainable Aviation Fuel", antara Ambisi dan Tanggung Jawab

Kompas.com - 09/03/2024, 10:33 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

"Ketika pohon terakhir ditebang, sungai terakhir diracuni, ikan terakhir ditangkap, baru orang akan menyadari bahwa dia tidak bisa makan uang." (Pepatah Indian SIOUX)

KETIKA revolusi industri mulai bergulir di akhir abad 18, mesin-mesin diciptakan menggantikan tenaga manusia.

Industri-industri manufaktur, pertanian, pertambangan, transportasi dan lainnya bergerak sangat cepat, membuat kesejahteraan manusia meningkat.

Di sisi lain, mesin-mesin memerlukan bahan bakar dan bahan baku yang hampir semuanya diambil dari alam. Eksploitasi sumber daya alam pun semakin masif.

Manusia berada di persimpangan jalan, antara memenuhi kesejahteraan dan ambisi pribadi dengan tanggung jawab terhadap alam untuk diwariskan kepada anak cucunya.

Saya akan membicarakan hal ini dikaitkan dengan industri transportasi udara atau penerbangan. Kebetulan pada Rabu, 6 Maret, saya menjadi bagian dalam acara BloombergNEF Indonesia Roundtable: Decarbonizing Aviation Powered by Sustainable Aviation Fuel.

Sesuai judulnya, yang dibicarakan adalah mengenai pengoperasian penerbangan bebas karbon dengan menggunakan Sustainable Aviation Fuel (SAF). Atau jika diterjemahkan secara bebas untuk masyarakat umum adalah upaya mengurangi polusi udara yang disebabkan oleh operasional penerbangan.

Tujuan dari program dekarbonisasi penerbangan dengan menggunakan SAF adalah untuk mengurangi jejak karbon industri penerbangan dengan beralih dari bahan bakar fosil konvensional ke bahan bakar alternatif yang lebih berkelanjutan.

Hal ini bertujuan menanggulangi dampak lingkungan dari penerbangan, termasuk pengurangan emisi gas rumah kaca dan ketergantungan pada sumber daya bahan bakar fosil yang terbatas.

Penerbangan termasuk salah satu sektor industri yang minim menyumbang polusi udara. Namun polusi udara atau emisi karbon yang disebabkan oleh operasional penerbangan secara global angkanya tetap sangat besar.

Menurut data dari www.sustainabilitybynumbers.com, pada 2019 total emisi CO2 secara global mencapai 37,08 miliar ton. Dari angka tersebut, penerbangan global menyumbang 1,04 miliar ton atau sekitar 2,8 persen.

Dengan pertambahan jumlah penumpang hingga mencapai 10 miliar penumpang pada tahun 2050, Asosiasi Maskapai Penerbangan Internasional (IATA) memprediksi total emisi karbon yang dihasilkan penerbangan global as business as ussual selama tahun 2021-2050, mencapai 21,2 miliar ton.

Industri penerbangan berada pada persimpangan jalan, terus memperjuangkan industrinya, namun juga harus berusaha mengurangi jejak karbonnya.

Munculnya sustainable aviation fuel (SAF) menjadi harapan, jembatan antara ambisi meningkatkan dan mengembangkan industri dengan tanggung jawab terhadap lingkungan. SAF menjadi kata yang populer.

Sawit, tebu dan UCO

SAF bukan hanya sekadar kata populer, tetapi solusi nyata. Di Indonesia, komitmen terhadap pengelolaan lingkungan mendorong industri penerbangan bergerak maju melakukan inovasi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau