Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Awal 2024, Ada 8 Konflik Satwa Liar-Manusia di Agam Sumbar

Kompas.com, 12 Maret 2024, 19:08 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Resor Konservasi Wilayah II Maninjau Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sumatera Barat mencatat sebanyak delapan konflik satwa liar dengan manusia, terjadi di delapan nagari atau desa di Kabupaten Agam selama Januari sampai 11 Maret 2024.

"Konflik satwa liar terjadi antara jenis harimau sumatera dan buaya muara," kata Kepala Resor Konservasi Wilayah II Maninjau BKSDA Sumatera Barat Rusdiyan P. Ritonga, dikutip dari Antara, Selasa (12/3/2024).

Ia menjelaskan, konflik antara satwa liar dan manusia itu terjadi di delapan nagari di Agam.

Baca juga:

Kasus konflik satwa liar di Agam

Mulai dari Nagari Salareh Aia, Kecamatan Palembayan, dengan kasus harimau sumatera melintas di permukiman warga setempat pada Januari.

Kejadian selanjutnya di Salareh Aia Timur, Kecamatan Palembayan, yakni harimau sumatera memangsa kambing warga setempat pada Januari.

Kemudian di Nagari Baring, Kecamatan Palembayan, harimau sumatera memangsa kerbau warga sehingga kerbau mengalami luka ringan pada kakinya. Ini terjadi pada bulan Maret.

"Di Nagari Baringi merupakan kejadian yang kedua kalinya, karena pada Januari juga ada harimau sumatera melintas di daerah itu," terang dia.

Baca juga: 10 Hewan Langka Paling Terancam Punah di Seluruh Dunia 2023, Ada Badak Jawa dan Harimau Sumatera

Lalu, kejadian selanjutnya di Nagari Ampek Koto Palembayan, Kecamatan Palembayan, satu ekor harimau sumatera melintas di permukiman warga pada Februari.

Setelah itu Nagari Sipinang, Kecamatan Palembayan, harimau sumatera memangsa dua ekor kerbau warga pada Maret, sehingga kerbau mengalami luka ringan pada kakinya.

Selanjutnya, di Nagari Pasia Laweh, Kecamatan Palupuh, satu ekor kambing warga dimangsa harimau sumatera pada Maret.

Kemudian di Nagari Tiku Lima Jorong, Kecamatan Tanjung Mutiara, satu orang warga meninggal dunia diduga dimangsa buaya muara.

Berikutnya di Nagari Tigo Koto Silungkang Kecamatan Palembayan, dua kerbau warga mati dimangsa harimau sumatera pada Maret.

"Lima kerbau dimangsa satwa itu yang mengakibatkan dua mati dan tiga luka ringan, (sedangkan) satu warga meninggal dunia akibat konflik itu," tuturnya.

Imbauan bagi warga

Seluruh konflik tersebut telah ditangani dengan turun ke lokasi bersama Patroli Anak Nagari (Pagari) dan Polsek setempat, untuk verifikasi lapangan dan identifikasi tanda keberadaan dari satwa.

BKSDA juga memasang kamera jebak di lokasi tersebut untuk memantau keberadaan dari satwa.

"Ada beberapa kamera jebak yang kita pasang di lokasi konflik untuk memantau pergerakan satwa," katanya.

Ia juga mengimbau warga untuk mengandangkan ternak. Sebab, pada umumnya, kerbau yang dimangsa tidak dikandangkan pada malam hari dan hanya digembalakan di kebun miliknya yang berdekatan dengan kawasan.

Oleh karena itu, Rusdiyan menawarkan kandang kumunal dalam melindungi ternak dari satwa liar tersebut.

"Kandang kumunal telah kami pasang di Salareh Aia, Kabupaten Agam, dan Binjai Kabupaten Pasaman," pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau