Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perusahaan Budidaya Unggas Gunakan PLTS, Tekan 1.000 Ton Emisi Karbon

Kompas.com, 15 Maret 2024, 16:09 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dalam upaya menuju keberlanjutan, salah satu pemain di industri perunggasan di Indonesia, PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN), telah mulai memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT).

PT Charoen Pokphand Indonesia menggunakan energi surya melalui sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), yang bekerja sama dengan SUN Energy sebagai pengembang energi surya di sektor industri dan komersial.

General Manager Production PT Charoen Pokphand Indonesia Aditya Taufiq Wibowo menyebut inovasi ini diharapkan memberi kontribusi positif terhadap tujuan keberlanjutan bisnis.

"Kami memandang penting makna keberlanjutan agar mampu menyediakan lingkungan yang baik bagi generasi masa depan bangsa," ujar Aditya dalam keterangan yang diterima, Jumat (15/3/2024).

Oleh karena itu, perusahaan berupaya untuk mewujudkan praktik bisnis yang ramah lingkungan.

"Instalasi PLTS dengan skema kerjasama jangka panjang dengan SUN Energy ini, kami yakini dapat menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan perubahan iklim global," imbuhnya.

Baca juga:

Tekan ribuan ton emisi

Energi surya berkapasitas 1,5 MWp pun dipasang di salah satu Plant PT Charoen Pokphand Indonesia-Food Division di Salatiga, Jawa Tengah.

"Implementasi PLTS diharapkan dapat meningkatkan efisiensi energi dan mengurangi emisi karbon dari kegiatan operasional perusahaan," ujar Aditya. 

Penggunaan energi surya ini diperkirakan akan mampu menghasilkan 1.508.458 kWh listrik setiap tahunnya, atau setara dengan pengurangan 1.178 ton emisi karbon dan penanaman 17.676 pohon.

"Inisiatif ini akan berdampak langsung pada upaya keberlanjutan Charoen Pokphand," tambah dia. 

Sementara itu, Deputy CEO SUN Energy Dion Jefferson menyampaikan, SUN Energy sebagai pengembang energi surya telah berhasil mengelola aset sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk berbagai pelaku industri perunggasan.

PLTS untuk transisi energi

Sistem PLTS, kata Dion, telah terbukti reliable dalam program efisiensi energi di berbagai sektor, termasuk industri perunggasan.

"Saat ini, SUN Energy mengelola aset di dua perusahaan perunggasan terbesar di Indonesia, salah satunya adalah Charoen Pokphand yang telah berkomitmen pada keberlanjutan dan transisi energi di tengah momentum yang berlangsung di Indonesia," ujar Dion.

Baca juga: Akselerasi EBT, SUN Energy Resmikan PLTS Terbesar di Sektor Pendidikan Indonesia

Instalasi sistem PLTS oleh Charoen Pokphand, dapat menjadi acuan bagi perusahaan lain yang ingin menghasilkan listrik rendah emisi.

Sekaligus menawarkan penghematan biaya melalui skema rental yang ditawarkan oleh SUN Energy.

Aditya mengatakan bahwa instalasi PLTS ini mengukuhkan komitmen perusahaan terhadap praktik energi bersih

"Langkah inovatif ini menegaskan komitmen CPIN terhadap keberlanjutan dan berkontribusi pada peralihan lebih luas menuju praktik energi bersih dalam lanskap industri Indonesia," pungkas Dion.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Menjaga Bumi Nusantara Melalui Kearifan Lokal
Pemerintah
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Tingkatkan Produktivitas Lahan, IPB Latih Petani Kuasai Teknik Agroforestri
Pemerintah
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
Desa Utak Atik di Serangan Bali Hadirkan Inovasi Lampu Nelayan hingga Teknologi Hijau
LSM/Figur
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pasca-Siklon Senyar, Ilmuwan Khawatir Populasi Orangutan Tapanuli Makin Terancam
Pemerintah
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Adaptasi Perubahan Iklim, Studi Temukan Beruang Kutub Kembangkan DNA Unik
Pemerintah
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Permintaan Meningkat Tajam, PBB Peringatkan Potensi Krisis Air
Pemerintah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Bibit Siklon Tropis Terpantau, Hujan Lebat Diprediksi Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
Masyarakat Adat Terdampak Ekspansi Sawit, Sulit Jalankan Tradisi hingga Alami Kekerasan
LSM/Figur
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
Limbah Cair Sawit dari RI Diterima sebagai Bahan Bakar Pesawat Berkelanjutan
LSM/Figur
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
BRIN Catat Level Keasaman Laut Paparan Sunda 2 Kali Lebih Cepat
Pemerintah
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
Belajar dari Sulawesi Tengah, Membaca Peran Perempuan Ketika Bencana Menguji
LSM/Figur
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
ILO Dorong Literasi Keuangan Untuk Perkuat UMKM dan Pekerja Informal Indonesia
Pemerintah
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
ULM dan Unmul Berkolaborasi Berdayakan Warga Desa Penggalaman lewat Program Kosabangsa
Pemerintah
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
PLTS 1 MW per Desa Bisa Buka Akses Energi Murah, tapi Berpotensi Terganjal Dana
LSM/Figur
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
Bulu Babi di Spanyol Terancam Punah akibat Penyakit Misterius
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau