Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KB Setelah Persalinan Berperan Penting Cegah Stunting

Kompas.com - 23/02/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Selain dapat merencanakan kehamilan, penggunaan alat kontrasepsi atau KB pascapersalinan mempunyai peran penting untuk mencegah stunting.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Deputi Bidang Keluarga Berencana/Kesehatan Reproduksi Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasionanal (BKKBN) Sukaryo Teguh, sebagaimana dilansir Antara, Kamis (22/2/2024).

"Program KB yang tepat juga dapat membantu merencanakan keluarga dan KB pascapersalinan dalam 42 hari setelah melahirkan memegang peranan penting dalam pencegahan stunting," kata Teguh.

Baca juga: Menengok Kembali Solusi Stunting lewat Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Teguh mengemukakan hal tersebut dalam pertemuan nasional tim kerja bidang Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi (KBKR) di Denpasar, Bali, Selasa (20/2/2024).

Dia menambahkan, program KB memberikan jeda yang cukup antarkehamilan serta memungkinkan kondisi dan kesehatan ibu pulih sepenuhnya.

"Dan memastikan bayi mendapatkan nutrisi yang cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya secara optimal," ujar Teguh.

Apabila nutrisi yang diperoleh bayi cukup, maka dapat mencegah terjadinya stunting pada anak tersebut.

Teguh turut mengapresiasi capaian kinerja BKKBN antara lain penurunan kebutuhan KB yang tidak terpenuhi atau unmeet need dari 14,7 persen pada 2022 menjadi 11,5 persen di 2023.

Baca juga: Angka Stunting NTT Ditarget Turun Jadi 10 Persen Tahun Ini

Capaian lainnya adalah prevalensi kontrasepsi modern (mCPR) dari 59,4 persen menjadi 60,4 persen serta peningkatan peserta aktif metode kontrasepsi jangka panjang (PA MKJP) dari 22,2 persen menjadi 23,6 persen.

Kemudian penurunan angka putus pakai pemakaian kontrasepsi dari 21,6 persen menjadi 20,3 persen, serta penurunan rata-rata kesuburan usia spesifik atau age specific fertility rate (ASFR) pada usia 15-19 tahun dari 22,8 kelahiran menjadi 19,7 kelahiran.

Pada kesempatan tersebut Teguh juga menekankan hal-hal prioritas yang perlu diperhatikan, khususnya percepatan penurunan stunting.

"Stunting merupakan ancaman terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Indonesia masih punya pekerjaan rumah mendasar dalam peningkatan kualitas SDM," ucapnya.

Menurut Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022, balita dengan kondisi stunting mengalami penurunan 2,8 persen menjadi 21,6 persen, tetapi angka ini terap harus diturunkan lagi.

Baca juga: Makan Siang Tidak Efektif Atasi Stunting, Harus dari Kandungan

"Sekarang kita menanti hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) untuk prevalensi stunting tahun 2023," katanya.

Menurutnya, pencegahan stunting harus dilakukan sejak sebelum menikah, antara lain melalui pencegahan anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada wanita yang harus dilakukan sejak usia remaja, mengingat remaja putri akan menjadi calon ibu.

Selain itu program pendampingan, konseling dan pemeriksaan kesehatan juga wajib dilakukan calon pengantin, dimulai tiga bulan sebelum menikah.

"Jika seorang ibu hamil terlalu muda atau terlalu sering hamil dengan jarak yang terlalu dekat, hal ini dapat mengakibatkan risiko stunting pada anak-anak yang dilahirkan," paparnya.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan ibu hamil mendapatkan perawatan kesehatan prenatal yang memadai.

Hal tersebut termasuk pemantauan status gizi dan pendidikan gizi serta menghindari kehamilan yang terlalu sering atau terlalu dekat antara satu kehamilan dengan berikutnya.

Baca juga: Cegah Stunting di Masa Depan, Remaja Putri Perlu Cukupi Kebutuhan Nutrisi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

Petani Kecil Berperan Penting dalam Industri Kelapa Sawit, Perlu Distribusi Keuntungan yang Merata

LSM/Figur
Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

Peneliti UGM: Gua di JJLS Punya Ornamen Terbaik di Gunungkidul

LSM/Figur
Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Astra Half Marathon 2024 Ajak Lebih dari 5.000 Pelari Ciptakan Dampak Positif Berkelanjutan

Swasta
Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

Kurangi Efek Rumah Kaca, Peneliti BRIN Tawarkan Semai Kapur Kalsium Oksida ke Atmosfer

LSM/Figur
PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

PLN Komitmen Siapkan Energi Hijau di Indonesia

Pemerintah
Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

Aruki: Agenda Indonesia dalam COP29 Jauh dari Keadilan Iklim

LSM/Figur
Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Hari Pertama COP29, Negara-negara Sepakati Aturan Bursa Karbon Internasional

Pemerintah
Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Hadiri COP29, Delegasi Indonesia Promosikan Nuklir hingga Penangkap Karbon

Pemerintah
Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Komunitas Vegetarian Minta Prabowo Buat Kebijakan Batasi Konsumsi Daging

Pemerintah
Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Kualitas Alam Turun, Bagaimana Perusahaan Bisa Turut Menyelamatkannya?

Pemerintah
Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Uni Eropa Tegas Larang Mobil Beremisi CO2 pada 2035

Pemerintah
IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

IUCN: 38 Persen Pohon di Dunia Terancam Punah

Pemerintah
Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Kesenjangan Pendanaan Adaptasi Iklim Bengkak 187 Miliar Dollar AS Per Tahun

Pemerintah
The Star 'ESG Summit 2024': Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

The Star "ESG Summit 2024": Perusahaan Didorong Fokus pada Dampak ESG Terukur

Swasta
Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

Indonesia Dinilai Layak Jadi Rujukan Dunia soal Peringatan Dini Tsunami

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau