KOMPAS.com - Kasus anak stunting kian menjadi fokus perhatian di Indonesia. Pada 2024, pemerintah menargetkan prevalensi stunting menjadi 14 persen.
Stunting menjadi perhatian nasional karena bisa memengaruhi tumbuh kembang anak, tak hanya di masa sekarang, tetapi juga di masa depan.
Stunting tidak terjadi seketika dan serta-merta, akan tetapi merupakan akumulasi dari berbagai faktor, salah satunya kekurangan gizi kronik.
Baca juga: Rendahnya Asupan Protein Hewani Sebabkan Anak Stunting
Salah satu upaya pencegahan stunting pada anak adalah dengan mencukupi kebutuhan gizi anak dengan protein.
Lantas, manakah jenis protein yang baik untuk mencukupi kebutuhan gizi anak? Apakah protein hewani atau nabati?
Dilansir dari Sehat Negeriku dari Kementerian Kesehatan, protein hewani dinilai lebih efektif mencegah anak stunting dibandingkan protein nabati.
Protein hewani mempunyai kandungan zat gizi yang lengkap, kaya protein hewani dan vitamin yang penting dalam mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak.
Sumber protein hewani contohnya seperti susu, telur, daging ayam, daging sapi, ikan, dan lain-lain.
Baca juga: Stunting Dapat Terjadi Sejak Awal Masa Kehamilan
Menurut studi pada 2018, ada bukti kuat antara stunting dan konsumsi pangan hewani pada bayi berusia enam sampai 23 bulan.
Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia Profesor Hardiansyah mengatakan, asupan protein hewani juga penting bagi ibu hamil untuk mencegah stunting pada janin yang dikandungnya.
Sebab, kurangnya komponen gizi selama masa kehamilan menyebabkan janin mengalami gangguan pertumbuhan dan berpotensi lahir menjadi bayi stunting.
Wakil Ketua Perhimpunan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI) Profesor Budi Wiweko menjelaskan pentingnya protein hewani bahkan sebelum kehamilan.
Untuk mencegah anak lahir stunting, perlu persiapan 100 hari sebelum terjadinya kehamilan atau persiapan kehamilan.
Pada masa tersebut, calon ibu dianjurkan mengonsumsi makanan yang mengandung protein hewani yang tinggi untuk persiapan sel telur, sehingga menghasilkan embrio yang baik dan janin yang berkualitas.
Baca juga: Audit Kasus Stunting Dinilai Jawab Akar Permasalahan Kesehatan
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya