Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Kunci Kerberhasilan Swasta Intervensi Kebijakan Pendidikan Indonesia

Kompas.com - 20/03/2024, 09:00 WIB
Hilda B Alexander

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Tanoto Foundation Indonesia, faktor pendukung keberhasilan sektor swasta di bidang pendidikan ada pada intervensi kebijakan.

Country Head Tanoto Foundation Indonesia Inge Kusuma menuturkan, hal ini dapat diukur melalui keberhasilan melakukan advokasi program, dukungan pemerintah daerah dan pusat, serta ketersediaan sumber daya.

Tanoto menemukan, walaupun di tengah berbagai tantangan seperti alokasi sumber daya, pembangunan kredibilitas, serta pembentukan jaringan dan kolaborasi yang saling mendukung, sektor swasta dan filantropi bisa terus berkomitmen dalam memberikan kontribusi.

Baca juga: Beton Goes to School, Kontribusi WSBP Tingkatkan Kualitas Pendidikan

"Lima kunci yang difokuskan adalah peningkatan akses, kualitas, pengembangan tenaga kerja (workforce development), peningkatan kualitas sekolah (school improvement), serta tata kelola (governance),” jelas Inge, saat diskusi panel “Mendorong Visi Indonesia Emas 2045 Kolaborasi Pemerintah dan Sektor Swasta dalam Meningkatkan Pendidikan”, di Jakarta, Selasa (19/3/2024).

Selain itu, kolaborasi dengan  pemangku kepentingan lainnya di sektor pendidikan menjadi faktor pendorong utama untuk meningkatkan pendidikan Indonesia.

Inisiatif dari sektor swasta, mulai dari perusahaan berbasis Corporate Social Responsibility (CSR), organisasi masyarakat, hingga komunitas filantropi, punya peran penting dalam memastikan tersedianya akses pendidikan.

Baca juga: HUT ke-63, HK Guyur Rp 500 Juta untuk Pendidikan, Pengelolaan Sampah, dan UMKM

Juga dalam meningkatkan mutu pendidikan, terjaminnya kesiapan tenaga kerja, meningkatkan kapasitas sekolah, serta terlaksananya kebijakan  atau program pendidikan di berbagai tingkatan.

Hal senada tertuang dalam Studi Lanskap Pendidikan dan Analisis Kebijakan Pendidikan Indonesia Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) dan Centre for Strategic and International Studies (CSIS). 

Bahwa salah satu cara yang dapat dilakukan sektor swasta untuk mendukung pendidikan di Indonesia adalah mendukung perbaikan kebijakan.

Studi ini memberikan gambaran luas tentang lanskap pendidikan di Indonesia, menekankan pentingnya kolaborasi antar pemangku kepentingan untuk memaksimalkan program pendidikan yang telah dilaksanakan dan mengatasi tantangan yang muncul selma lima tahun terakhir.

Baca juga: Hyundai Engineering Dukung Pendidikan Digital Balikpapan lewat Hello, E-Dream Project

Head of Research Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Aditya Alta memaparkan, dengan berpartisipasi dalam sektor pendidikan dan menyelaraskan usaha-usahanya dengan tujuan Indonesia Emas 2045, sektor swasta dapat berkontribusi besar pada perbaikan sistem pendidikan di Indonesia.

"Hal ini dapat dilakukan secara menyeluruh dan membantu mencapai tujuan-tujuan pembangunan nasional," ujar Aditya.

Wakil Direktur CSIS Medelina K Hendytio menambahkan, diperlukan koordinasi antar pemangku kebijakan serta integrasi antara program pemerintah yang satu dengan lainnya.

Menurutnya, masih ada beberapa program pemerintah yang tidak terkait satu sama lain dan koordinasi serta penyampaiannya kepada masyarakat tidak optimal.

"Selain itu, perlu adanya panduan yang jelas untuk tiap kebijakan sehingga implementasinya tepat dan pemerataan akses dan kualitas pendidikan,” sambung Medeline.   

Baca juga: Tingginya Kekerasan di Lembaga Pendidikan Jadi Persoalan Serius

Sementara itu, pada kesempatan yang sama Widyaprada Ahli Utama Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbudristek Bernard Purba yang membuka diskusi panel tersebut menyatakan dukungannya terhadap agenda yang sangat kolaboratif dari sektor swasta demi pendidikan di Indonesia.

"Kita semua memiliki peran sesuai dengan bidang dan kemampuan masing-masing untuk memajukan pendidikan Indonesia dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045," cetusnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Peralihan Musim, BMKG Prediksi Hujan Landa Sejumlah Daerah 3 Hari ke Depan
Pemerintah
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
14 Perusahaan Bertanggung Jawab Atas Sepertiga Pemanasan Global
Pemerintah
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Reklamasi Pasca-Tambang Hanya Simbolis, Menteri LH Soroti Hilangnya Biodiversitas
Pemerintah
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
Perubahan Iklim, Makluk Laut yang Tak Kasat Mata Pun Terancam
LSM/Figur
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
UE Patok Target Limbah Pangan dan Skema Baru Daur Ulang Tekstil
Pemerintah
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Aksi Iklim Sederhana dan Berbiaya Rendah Bisa Selamatkan 725.000 Jiwa per Tahun
Pemerintah
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter 'Water Mist'
Tekan Polusi Udara di Jakarta, DLH Semprotkan 4.000 Liter "Water Mist"
Pemerintah
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Menteri LH: Stop Slogan Sampah Berkah, Itu Masalah Besar yang Harus Diselesaikan
Pemerintah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Metana Jadi Berkah, Kisah Suami Istri Balikpapan Hidup dari Sampah
Swasta
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Menteri LH Rindukan Langit Biru Jakarta Seperti saat Covid-19
Pemerintah
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Survei Tunjukkan Pembeli Korporat akan Pilih Pemasok Berkelanjutan
Swasta
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Ditunjuk Jadi Wamenhut, Rohmat Marzuki Akui Belum Ada Pesan Khusus Presiden
Pemerintah
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Gantikan Sulaiman Umar, Rohmat Marzuki Resmi Jabat Wakil Menteri Kehutanan
Pemerintah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Stop Lagi Ekspor Benih Lobster, Indonesia Tak Mau Jadi Pemasok Murah
Pemerintah
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Karhutla, KLH Awasi Praktik 38 Perusahaan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau