KOMPAS.com - Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar meresmikan 177 Kampung Keluarga Berkualitas (Kampung KB) Tingkat Kabupaten Karanganyar.
Pj. Bupati Karanganyar Timothius Suryadi mengatakan, Kampung Keluarga Berkualitas akan menjadi model dan miniatur pembangunan di Indonesia.
“Sehingga semua kebutuhan masyarakat harus terpenuhi. Untuk mewujudkannya, harus melibatkan lintas sektor,” kata dia dalam sambutan Peresmian 177 Kampung Keluarga Berkualitas Tingkat Kabupaten Karanganyar di Karanganyar, Jawa Tengah, Selasa (05/3/2024).
Baca juga: KB Setelah Persalinan Berperan Penting Cegah Stunting
Kampung KB merupakan implementasi dari Program Bangga Kencana di lapangan.
Adapun Kampung KB adalah satuan wilayah setingkat desa/kelurahan di mana terdapat konvergensi dan integrasi program pemberdayaan masyarakat dan penguatan institusi keluarga, dalam rangka peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Di dalam penyelenggaraannya, Kampung KB diharapkan mampu menyediakan data keluarga dan meningkatkan cakupan administrasi kependudukan dalam rangka menyediakan data yang valid sebagai dasar pengambilan kebijakan.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Tengah, Eka Sulistia Ediningsih mengapresiasi capaian Pemda Kabupaten Karanganyar yang sudah memenuhi target.
“Selamat dan terimakasih, Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar sudah melaunching 177 Kampung Keluarga Berkualitas. Ini berarti semua desa/kelurahan di Kabupaten Karanganyar sudah menjadi Kampung Berkualitas,” ujar Eka.
Timothius mengatakan, Kampung KB berperan dalam optimalisasi program Pembangunan Keluarga, Kependudukan, Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penurunan Stunting.
Baca juga: Percepat Penurunan Stunting di NTT, Warga Kampung KB Diberdayakan
Menurutnya, untuk mengembangkan bangsa yang besar, harus dimulai dari sumber daya manusianya.
“Sumber daya manusia yang hebat berasal dari keluarga yang hebat pula. Untuk itulah kita harus membangun keluarga hebat, yang dimulai dari kecil,” papar Pj. Bupati Karanganyar.
Ia menjelaskan, Keluarga hebat adalah keluarga berencana, dimulai dari merencanakan perkawinan dengan matang. Keluarga hebat juga tentunya keluarga yang tidak terpapar risiko stunting.
Untuk merencanakan keluarga hebat, kata dia, bisa dimulai dari menentukan waktu berkeluarga.
Lalu, dilanjutkan dengan persiapan fase pernikahan, merencanakan kelahiran mencakup jarak kelahiran dan asupan gizi, yang pada intinya bertujuan agar bayi yang dilahirkan kelak terbebas dari paparan risiko stunting.
“Apabila kita berhasil membuat rencana, berarti kita sudah merencanakan 99 persen keberhasilan. Yang harus kita bangun adalah semangatnya dan edukasi pemahaman masyarakat,” tutur dia.
Baca juga: Para Kader KB Diusulkan Dapat Insentif Layak, Bisa Bantu Cegah Stunting
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya