Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/03/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com – Tahun ini, peringatan Earth Hour atau jam bagi Bumi kembali digelar pada 23 Maret mendatang.

Organisasi nirlaba yang fokus pada pelestarian lingkungan, World Wide Fund (WWF) mengajak semua orang di seluruh dunia untuk mematikan lampu selama satu jam mulai pukul 20.30 hingga 21.30 waktu setempat.

Earth Hour merupakan gerakan lingkungan hidup terbesar di dunia dan 2024 menginjak tahun ke-18. Biasanya, Earth Hour digelar setiap tahun menjelang akhir bulan Maret.

Dari tahun pertama Earth Hour pada 2007 sampai sekarang, gerakan utama yang dipilih adalah mematikan lampu.

Baca juga: 23 Maret Peringatan Earth Hour, Matikan Lampu 1 Jam Saja

Alasan Earth Hour mematikan lampu

Lantas mengapa Earth Hour identik dengan mematikan lampu?

Dilansir dari situs web WWF, mematikan lampu adalah cara “simbolis” untuk meningkatkan kesadaran mengenai perubahan iklim.

Ketika mematikan lampu selama satu jam, lingkungan sekitar atau rumah menjadi gelap. Saat gelap ini menjadi momen untuk keluar dari kesibukan rutinitas sehari-hari untuk sejenak.

Kegelapan juga memungkinkan kita untuk merenungkan satu-satunya rumah yang kita tinggali bersama makhluk hidup lainnya, Bumi.

Baca juga: Tentang Earth Hour, Agenda Besar Selamatkan Bumi

“Dalam menghadapi semakin cepatnya hilangnya keanekaragaman hayati dan perubahan iklim, inilah saat yang paling penting untuk bersatu dan mengambil tindakan demi masa depan kita bersama,” tulis WWF di situs webnya.

Sementara itu, situs web Earth Hour menunjukkan bahwa Bumi semakin memanas dan suhu permukaan semakin dekat dengan kenaikan ambang batas 1,5 derajat celsius.

Apabila suhu Bumi naik melampaui ambang batas, risiko terburuk akan menimpa Bumi beserta makhluk hidup yang tinggal di planet ini.

Baca juga: Earth Hour, Ini Jalan Protokol di Jakarta yang Lampunya Dipadamkan Malam Ini

“Ini akan menimbulkan risiko degradasi lingkungan yang tidak dapat diubah dan perubahan iklim yang tidak terkendali yang akan berdampak pada seluruh masyarakat dan perekonomian kita,” tulis situs web Earth Hour.

Ketika lampu dimatikan selama satu jam, situs web Earth Hour juga mendorong para partisipan untuk memanfaatkan waktu selama 60 menit tersebut melakukan sesuatu yang positif bagi Bumi.

Salah stau contoh aktivitas tersebut seperti membaca artikel atau mendengarkan podcast tentang keanekaragaman hayati atau perubahan iklim.

Selain itu, kita juga bisa menghabiskan waktu di luar ruangan untuk berhubungan kembali dengan alam, memungut sampah di lingkungan sekita, serta berbagi informasi tentang perubahan iklim dengan teman, keluarga, atau politisi setempat.

Baca juga: Earth Hour, Ini Lokasi di Jakarta yang Lampunya Dipadamkan 1 Jam

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau