“Pemanfaatan logam zirkonium sebagai substitusi hafnium merupakan golongan unsur yang sama dengan hafnium, sehingga memiliki sifat kimia yang mirip. Biokompatibilitasnya yang baik diharapkan memiliki efek terapi yang lebih baik terhadap kanker paru," terang Isa.
Penggunaan HAp-Zr bertanda radioaktif untuk studi biodistribusi pada hewan normal dan hewan model kanker dengan teknik nuklir dapat mempercepat pengembangan obat, ia menambahkan.
Menurutnya, pada tahun ketiga pengembangan inovasi bidang kesehatan tersebut, didapatkan hasil HApZr yang terbukti memiliki potensi sebagai fotosensitizer untuk terapi fotodinamik pada kanker paru secara in-vitro dan in-vivo.
Dalam uji toksisitas akut menunjukkan tidak ada kematian dan gejala klinis yang muncul. Namun, potensi adanya sifat hepatotoksik perlu menjadi perhatian.
"Ke depannya perlu dilakukan uji toksisitas sub-akut dan kronis dengan jumlah hewan lebih banyak pada waktu pengujian yang lebih panjang sebagai pra-syarat uji klinis,” pungkas Dani.
Baca juga: Lantunan Perjuangan Melawan 396.914 Kasus Kanker
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya