KOMPAS.com - Indonesia masih dihadapkan pada realitas kesenjangan pendidikan. Fenomena ini menjadi tantangan global yang memerlukan perhatian serius dan tindakan kolektif. Sebab, pendidikan sejatinya merupakan fondasi utama dalam pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkelanjutan.
Adapun kesenjangan pendidikan di Tanah Air mencakup berbagai aspek, mulai dari aksesibilitas hingga kualitas pendidikan.
Data dari Survei Sosiel Ekonomi Nasional (Susenas) yang diolah Bappenas mengungkapkan bahwa pada 2022, anak usia sekolah (7-18 tahun) yang tidak bersekolah mencapai 4.087.288 anak. Angka tersebut meningkat dari 3.939.869 anak pada 2021.
Sementara terkait anak yang putus sekolah pada 2022, diketahui ada 3.847.780 anak. Rinciannya adalah 491.311 anak usia sekolah yang drop out pada tahun ajaran baru, lalu 252.991 anak putus sekolah di tengah jenjang dan 238.320 anak usia sekolah yang tidak melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi
“Sejumlah besar anak-anak di berbagai wilayah di Indonesia masih menghadapi kesulitan dalam mengakses pendidikan yang layak. Inilah yang mendorong PT Digital Aplikasi Indonesia (DAI) menghadirkan aplikasi bernama Guruku.com. Kami berkomitmen untuk memberikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak, tanpa memandang latar belakang sosial atau ekonomi,” ujar Direktur Marketing Guruku.com Cici Ari Setiani dalam rilis yang diterima Kompas.com, Senin (25/3/2024).
Guruku.com merupakan aplikasi dengan requirement paling minimum, menggunakan kuota internet paling minimal, serta menggunakan stadar harga paling ekonomis sesuai misi perusahaan untuk menjadi solusi pendidikan untuk masyarakat di daerah tier 2, 3 dan 4.
Visi besar Guruku.com ke depannya adalah mampu menciptakan ekosistem pendidikan digital melalui persiapan sumber daya manusia (SDM) guru dan pembangunan infrastruktur digital.
Meski terjangkau, Cici berani menjamin materi konten yang disajikan dalam aplikasi Guruku.com berkualitas karena penyusun materi merupakan mantan juara Olimpiade Sains Nasional (OSN) di bidangnya, termasuk sejumlah lulusan universitas terbaik dengan IPK minimal 3,0.
Tak hanya itu, harga yang ditawarkan untuk paket belajar di Guruku.com tergolong terjangkau. Paket tertinggi dan paling komplet ditawarkan Rp 400.000 per siswa untuk durasi belajar selama satu tahun.
“Jika aplikasi belajar yang lain menawarkan Rp 1,6 jutaan, paket kami empat kali lebih terjangkau biayanya. Selain konten materi yang berkualitas, kami juga punya added value yang terus diperbarui,” imbuh Cici.
Added value yang dimaksud ialah bonus konten baca tulis Al Quran dan strategi hafidz Al Quran, ilmu pendidikan keuangan, ilmu investasi dan trading saham, ilmu retail atau usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) mencakup ilmu memulai usaha, bisnis untuk pemula dan pelajar.
Lalu, ada pula materi wawasan kebangsaan, dan materi soft skill yang terus diperbarui seperti coding, Microsoft Office, hingga desain grafis.
Cici menjelaskan bahwa sasaran program Guruku.com meliputi siswa mulai dari jenjang pendidikan anak usia dini (PAUD), sekolahd asar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), sekolah menengah atas (SMA), dan sekolah menengah kejuruan (SMK), serta para profesional seperti guru, prakerja, dan usaha kecil dan menengah) UKM.
Pendidikan nonformal sendiri, kata Cici memiliki peransignifikan dalam melengkapi pendidikan formal.
Ini mengingat tidak semua individu dapat mengikuti pendidikan formal secara penuh karena berbagai alasan, termasuk keterbatasan waktu, keuangan, atau tantangan kehidupan lainnya.
Karenanya, Cici menjelaskan bahwa itulah alasan pendidikan nonformal memegang peranan kunci untuk memberikan peluang belajar kepada semua lapisan masyarakat.
Satu aspek penting dari pendidikan nonformal adalah pelatihan keterampilan. Di tengah pesatnya perkembangan teknologi dan tuntutan pasar kerja yang berubah, keterampilan yang relevan menjadi kunci untuk kesuksesan individu.
Oleh karena itu, investasi dalam program-program pelatihan keterampilan nonformal yang dapat meningkatkan daya saing tenaga kerja Indonesia secara keseluruhan perlu ditingkatkan.
“Guruku.com hadir untuk menghapus stigma bahwa bimbingan pelajaran eksternal yang berkualitas itu mahal. Selain itu, tools yang kami miliki akan membantu pemerintah pada umumnya termasuk para guru. Era sekarang adalah era kolaborasi antara pemerintah dan swasta untuk sama-sama membangun dan meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” ujar Cici.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya