Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Dorong Industri Riset Kosmetik Lokal Berbahan Ramah Lingkungan

Kompas.com - 04/04/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 

KOMPAS.com - Saat ini, konsumen di seluruh dunia mulai meninggalkan produk-produk yang mengandung bahan kimia.

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menilai bahan-bahan tradisional Indonesia muncul sebagai potensi menarik bagi industri kosmetik.

Deputi Bidang Pemanfaatan Riset dan Inovasi BRIN R. Hendrian mengatakan, pelaku usaha atau industri merupakan salah satu mitra strategis untuk melakukan riset dan pengembangan kosmetik berbahan dasar tumbuhan Indonesia.

Baca juga: 5 Rekomendasi Hampers Lebaran Ramah Lingkungan

"Saya yakin dari keanekaragaman tumbuhan yang tersebar di seluruh pelosok Indonesia, dengan riset yang baik, secara bertahap kita dapat mengidentifikasi potensi yang bisa dimanfaatkan untuk masuk ke dunia industri, termasuk kosmetik," ujar Hendrian dalam pernyataannya, dikutip Rabu (3/4/2024). 

Hal itu disampaikan saat penandatanganan Nota Kesepahaman dengan PT. Nose Herbal Indo, di Jakarta, Senin (1/4/2024). Kerjasama ini bertujuan untuk riset dan pengembangan kosmetik berbahan dasar tumbuhan Indonesia.

Ia mengungkapkan, salah satu kekuatan Indonesia sebagai biodiversity country adalah ketersediaan keanekaragaman tumbuh-tumbuhan yang begitu melimpah.

“Sampai hari ini mungkin belum banyak yang kita ketahui identitasnya, serta belum diketahui juga manfaatnya,” imbuhnya.

Dorong produk kecantikan ramah lingkungan

Hendrian mengatakan, pemanfaatan bahan-bahan tradisional dapat meningkatkan preferensi terhadap konsumen yang sadar lingkungan, dan mengutamakan produk kecantikan yang beretika serta ramah lingkungan.

“Munculnya kosmetik berbahan dasar dari sumber daya alami juga dapat memberdayakan komunitas lokal yang terlibat dalam budi daya dan pengolahan bahan-bahan tersebut," ujar Hendrian.

Baca juga: Ekspor Tembus 1,8 Miliar Dolar AS, IKM Furnitur Perlu Ciptakan Produk Ramah Lingkungan

Sehingga, menurutnya hal ini dapat sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi dan pelestarian budaya Indonesia. 

Ia pun mendorong kerja sama itu untuk mengkaji dan memanfaatkan keanekaragaman hayati secara optimal dan berkelanjutan untuk penggunaan kosmetik, obat-obatan, suplemen, dan sebagainya.

Sementara itu, Direktur Nose Herbal Indo, Kim Ho, menuturkan pentingnya mengingat slogan bahwa produk lokal seharusnya dominan di Indonesia dan eksis di dunia.

Menurutnya, bahan-bahan di dalam industri kosmetik Indonesia saat ini kebanyakan berasal dari luar negeri, seperti Jepang, Korea, Australia, dan China.

Oleh karena itu, pihaknya berkomitmen untuk melakukan riset bersama dengan berbagai pihak termasuk universitas, seperti Universitas Indonesia, Universitas Padjadjaran, dan Universitas Gadjah Mada.

"Ingredients produk sangat berdampak dari riset," kata Kim Ho.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau