KOMPAS.com – Sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (parekraf) dinilai memiliki peluang yang besar untuk mewujudkan ekonomi hijau (green economy) dan ekonomi biru (blue economy).
Deputi Bidang Sumber Daya dan Kelembagaan, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) Diah Martini Paham mengatakan, pada 2023 sektor pariwisata menyerap 21,93 juta tenaga kerja.
"Serta menyumbang devisa sebesar 10,46 miliar dollar AS sampai dengan September 2024," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Kamis (25/4/2024).
Baca juga: Indonesia Peringkat 3 Indeks Ekonomi Hijau se-Asia Tenggara
Sedangkan sektor ekonomi kreatif menyumbang nilai tambah sebesar Rp 1.050 triliun dan nilai ekspor ekraf sebesar 17.38 miliar dollar AS.
Peluang tersebut ditambah dengan adanya tren gaya hidup berkelanjutan yang mencakup konsumsi bertanggung jawab, mobilitas yang berkelanjutan, pangan berkelanjutan, desain berkelanjutan, reduksi dan daur ulang plastik, serta pendidikan lingkungan.
Ekonomi hijau merupakan sebuah konsep ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekaligus mengurangi risiko kerusakan lingkungan, termasuk upaya-upaya untuk mengurangi dampak emisi karbon dan dampak lainnya terhadap lingkungan.
Sedangkan ekonomi biru merupakan sebuah konsep yang menggabungkan pemanfaatan sumber daya laut dengan pendekatan berkelanjutan.
Baca juga: Sektor Pariwisata dan Ekonomi Bisa Jadi Pelopor Kesetaraan Gender
Tujuannya untuk mendukung pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat, pelestarian ekosistem laut, dan menciptakan lapangan kerja.
“Ada pun tantangan yang dihadapi oleh sektor parekraf dalam mewujudkan ekonomi hijau dan biru adalah kurangnya tenaga kerja terampil di bidang pariwisata," kata Diah.
Hal ini disebabkan oleh banyaknya generasi muda yang memilih sektor lain sebagai pilihan karier serta adanya tiga krisis planet yaitu perubahan iklim, polusi, dan degradasi biodiversiti.
Diah menyampaikan, Kemenparekraf dan International Labor Organization (ILO) telah bekerja sama dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia.
Pada 2023, Kemenparekraf dan ILO menyelenggarakan workshop dengan tema Introduction to ILO Training Modules for Community-based Sustainable Coastal Tourism Development secara daring yang bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang praktik pariwisata berkelanjutan.
Baca juga: Riset: 13 Ide Dekarbonisasi Ciptakan Peluang Ekonomi Rp 211 Triliun di Asia Tenggara
Saat ini, Kemenparekraf bekerja sama dengan ILO menggelar pelatihan Training of Trainers (ToT) on Transitioning to a Green and Blue Economy di Yogyakarta.
Pelatihan yang digelar pada 22-26 April 2024 di Hotel INNSide By Melia, Yogyakarta, ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang ekonomi hijau dan biru.
Selain itu kegiatan tersebut menyebarluaskan praktik ekonomi hijau dan biru dalam sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, dan menarik minat generasi muda untuk berkontribusi dalam pembangunan kepariwisataan.
“Tahun ini, Kemenparekraf bekerja sama dengan ILO menyelenggarakan workshop Developing the Occupational Map for the Function Areas of Biodiversity Conservation and Protected Area Management in the Sustainable Tourism Sector dan ToT Transitioning to a Green and Blue Economy. Saya harap kerja sama yang telah terjalin dengan baik ini dapat terus berlanjut di masa depan,” kata Diah.
Dalam kesempatan tersebut, Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia Pariwisata Kemenparekraf Ika Kusuma Permana Sari menyampaikan, ToT tersebut merupakan salah satu komitmen dalam menyebarluaskan praktik pariwisata berkelanjutan.
Baca juga: Momen Mudik Lebaran Bisa Perkuat Ekonomi Desa Wisata
Dalam praktik pariwisata berkelanjutan, isu terkait ekonomi hijau dan ekonomi biru menjadi salah satu perhatian.
Ika berharap bahwa prinsip-prinsip ekonomi hijau dan biru dapat diimplementasikan oleh semua pemangku kepentingan.
“Dengan mengenalkan prinsip-prinsip tersebut secara terus menerus, saya percaya akan membawa pesan positif tentang pengembangan pariwisata di Indonesia kepada generasi muda yang peduli akan praktik hijau dan mampu menarik minat generasi muda untuk berkontribusi pada pengembangan pariwisata dan ekonomi kreatif dan menjadikan sektor ini sebagai pilihan karir,” pungkas Ika.
Kegiatan ToT on Transitioning to a Green and Blue Economy ini diikuti oleh 30 peserta dari lingkungan Kemenparekaf/Baparekraf dan pemangku kepentingan terkait di Yogyakarta.
Baca juga: Pemerintah Sebut Peran Pekerjaan Perawatan Dukung Pertumbuhan Ekonomi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya