Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemerintah Sebut Peran Pekerjaan Perawatan Dukung Pertumbuhan Ekonomi

Kompas.com - 30/03/2024, 09:58 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker) menyoroti peran penting keberadaan ekonomi perawatan dan pekerjanya.

Hal ini dinilai sebagai sistem pendukung untuk rumah tangga dan agar ekosistem ekonomi secara umum dapat bertumbuh dengan optimal.

Staf Ahli Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Bidang Ekonomi Aris Wahyudi menyebutkan kerja perawatan dan pengasuhan pada umumnya dilakukan oleh perempuan.

Sektor ini sering dipandang sebelah mata sebagai pekerjaan yang tidak berkontribusi besar terhadap ekonomi.

Baca juga: Pekerjaan Hijau Jadi Peluang Lulusan Sekolah Vokasi

"Kerja perawatan ini tidak hanya tentang memberikan layanan perawatan fisik tetapi juga memberikan pengakuan dan nilai pada pekerjaan kerumahtanggaan, perawatan anak, perawatan lansia dan pekerjaan perawatan lainnya yang sering diabaikan dalam perhitungan ekonomi tradisional," ujar Aris.

Hal tersebut ia sampaikan dalam acara peluncuran Peta Jalan Ekonomi Perawatan di Jakarta, Kamis (28/3/2024) lalu. 

"Padahal, mereka (pekerja perawatan) punya peran sebagai sistem pendukung penting agar rumah tangga, relasi sosial, dan perekonomian dapat bertumbuh kembang dengan optimal," imbuhnya. 

Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Perawatan

Peta Jalan Ekonomi Perawatan 2025-2045 yang diluncurkan pada Kamis (28/3/2024), diharapkan dapat menjadi panduan pemangku kepentingan lintas sektor untuk memperkuat kebijakan dan regulasi, serta memperbaiki akses layanan perawatan berkualitas.

"Dokumen peta jalan itu juga diharapkan dapat menutup kesenjangan gender dan mewujudkan pemberdayaan perempuan, mengingat sektor perawatan masih didominasi oleh perempuan," ujarnya. 

Baca juga: Ini 3 Posisi Pekerjaan Dunia Startup yang Banyak Dicari di Indonesia

Sektor itu sendiri memiliki potensi, dengan data ILO memperlihatkan investasi pengasuhan anak universal dan layanan pengasuhan jangka panjang di Indonesia dapat menciptakan hampir 10,4 juta pekerjaan pada 2035.

"Data yang ada, dua pertiga dari pekerjaan perawatan dilakukan oleh perempuan dapat dipandang sebagai landasan bagi pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Bukan saja dari sisi ekonomi tapi juga bagi keberlanjutan generasi dan sosial," tutur Aris. 

Menurutnya, Peta Jalan Ekonomi Perawatan atau Road Map Care Economy diperlukan untuk mempersiapkan Indonesia Emas pada 2045.

Peta jalan itu meliputi tujuh prioritas yang terkait dengan berbagai pekerjaan perawatan. Di antaranya, mengembangkan pelayanan pengasuhan dan pendidikan anak usia dini yang mudah diakses, terjangkau, dan berkualitas.

Baca juga: Pembangunan Rendah Karbon Bisa Ciptakan 15,3 Juta Pekerjaan Hijau

Prioritas lainnya, memperkuat layanan perawatan orang lanjut usia dan perawatan jangka panjang.

Terdapat pula prioritas untuk meningkatkan layanan inklusif dan terpadu bagi penyandang disabilitas, orang HIV, orang berkebutuhan khusus, penyintas kekerasan, dan kelompok rentan lain.

Selain itu, diperlukan peningkatan akses yang lebih besar pada cuti hamil, memperbanyak keterlibatan laki-laki, termasuk cuti ayah, mengakui pekerjaan layak bagi pekerja perawatan, dan menerapkan program perlindungan sosial untuk ekonomi perawatan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
PLN Tanam 72.400 Pohon Mangrove untuk Lindungi Pesisir dan Dukung Ketahanan Pangan
PLN Tanam 72.400 Pohon Mangrove untuk Lindungi Pesisir dan Dukung Ketahanan Pangan
BUMN
Pencemaran Radiasi Cs-137 di Cikande, Pemerintah Targetkan Bersih Akhir 2025
Pencemaran Radiasi Cs-137 di Cikande, Pemerintah Targetkan Bersih Akhir 2025
Pemerintah
Gula-gula Pasar Karbon Dunia dan Pahitnya bagi Indonesia
Gula-gula Pasar Karbon Dunia dan Pahitnya bagi Indonesia
LSM/Figur
Sah Secara Hukum Tak Cukup, Industri Perlu Restu Publik untuk Berkelanjutan
Sah Secara Hukum Tak Cukup, Industri Perlu Restu Publik untuk Berkelanjutan
LSM/Figur
BKSDA Aceh Umumkan Kematian Panton, Bayi Gajah yang Terseret Arus Sungai
BKSDA Aceh Umumkan Kematian Panton, Bayi Gajah yang Terseret Arus Sungai
LSM/Figur
Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular
Langkah Membumi Ecoground 2025 Ajak Masyarakat Perkuat Ekonomi Sirkular
Swasta
Kaltim Bisa Keluar dari Ekonomi Minyak dan Batu Bara, Masa Depan Hijau Sudah Terlihat
Kaltim Bisa Keluar dari Ekonomi Minyak dan Batu Bara, Masa Depan Hijau Sudah Terlihat
Pemerintah
Greenpeace: Kasus Radioaktif Cikande Bukti Kecerobohan Pemerintah Awasi Impor Logam
Greenpeace: Kasus Radioaktif Cikande Bukti Kecerobohan Pemerintah Awasi Impor Logam
LSM/Figur
Investasi ke Smart Grid, ASEAN Bisa Cegah Kerugian Rp 36,8 T dan Ciptakan 650.000 Pekerjaan
Investasi ke Smart Grid, ASEAN Bisa Cegah Kerugian Rp 36,8 T dan Ciptakan 650.000 Pekerjaan
LSM/Figur
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
SIS Group Kolaborasi dengan Raffles Institution, Kembangkan Pertukaran Pelajar Berkelanjutan di Asia Tenggara
Swasta
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
Populasi Burung Dunia Menyusut 61 Persen, Krisis Sudah di Depan Mata
LSM/Figur
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Hari-hari Terasa Panas Menyengat, BMKG Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Langkah Maju Konservasi, IUCN Adopsi Resolusi Lawan Kejahatan Lingkungan
Pemerintah
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah Fokus Tangani Karhutla di Luar 6 Wilayah Prioritas
Pemerintah
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Kabar Baik, Populasi Penyu Hijau Dunia Naik 28 Persen
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau