Dia menambahkan, pajak atas kerusakan iklim akan menjadi alat yang ampuh untuk membantu mengatasi dampak kerusakan dan kerugian akibat krisis iklim sekaligus transisi energi.
Hamid menyampaikan, cuaca ekstrem akibat krisis iklim telah merenggut banyak nyawa dan menyebabkan kerusakan besar di seluruh dunia.
Baca juga: Pajak Karbon Bisa Berakhir Gimmick Semata jika Hanya Rp 30 Per Kilogram
"Namun ketika masyarakat yang memberikan kontribusi paling kecil terhadap krisis ini berada di garis depan, industri bahan bakar fosil terus meraup keuntungan besar tanpa akuntabilitas atas dampak historis dan berkelanjutannya terhadap iklim kita," ucap Hamid.
Laporan tersebut dirilis ketika dewan dana kerugian dan kerusakan yang baru dibentuk mempersiapkan pertemuan pertamanya di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab (UEA) pada Selasa (30/4/2024) untuk membahas bagaimana dana tersebut akan dibiayai.
Para menteri negara-negara G7 juga berkumpul pada pertemuan iklim, energi, dan lingkungan di Turin, Italia.
Menurut laporan tersebut, jika pajak itu hanya diterapkan di negara-negara G7, dana yang dihimpun masih sangat besar yakni 540 miliar dollar AS untuk kerugian dan kerusakan akibat krisis iklim.
Baca juga: Berbagai Istilah Debat Cawapres: Greenflation, Bioregional, Pajak Karbon, LFP
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya