TANGERANG, KOMPAS.com - Indonesian Petroleum Association (IPA) kembali menggelar Konvensi dan Pameran IPA ke-48 2024 dengan mengangkat tema “Gaining Momentum to Advance Sustainable Energy Security in Indonesia and the Region”.
Sesuai dengan tema tahun ini, IPA Convex 2024 menyoroti peran penting industri hulu migas di Indonesia dalam memastikan ketersediaan energi (energy security) di era transisi energi dan potensi Indonesia terhadap negara lain di kawasan regional.
"Gaining momentum. Ini waktu yang penting, bahwa kita mau melakukan dekarbonisasi karena seluruh pemikiran global demikian, tapi kita (juga harus) punya ketahanan energi," ujar Direktur Eksekutif IPA Marjolijn Wajong dalam konferensi pers IPA Convex 2024 di ICE BSD, Tangerang, Selasa (14/5/2024).
Baca juga: Air, Kekeringan, dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan
Ia menjelaskan bahwa ketahanan energi sangat diperlukan. Namun, ketersediaan energi non fosil atau energi terbarukan (EBT) masih belum benar-benar mampu menggantikan kebutuhan ketahanan energi.
"Jadi dua hal itu, bagaimana bisa membuat investasi lebih naik agar bisa menjaga energy security, sambil mengurangi emisi," imbuhnya.
Sementara itu, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif dalam pembukaan IPA Convex 2024 menyampaikan bahwa kebutuhan energi yang terus meningkat mendorong industri hulu migas untuk mengamankan pasokan energi.
Untuk itu, eksplorasi migas akan semakin digenjot demi mencapai ketahanan energi dan mendukung kebutuhan energi nasional.
Ia menyampaikan, saat ini pemerintah terus menawarkan blok-blok migas potensial dilengkapi dengan insentif untuk menstimulus para pelaku usaha agar berinvestasi di sektor migas. Contoh insentifnya berupa fasilitas pajak serta term and condition yang lebih menarik.
Baca juga: DKI Jakarta Menuju Kota Berkelanjutan, Bangun Ekonomi Hijau
Lebih lanjut, Arifin menjelaskan perbaikan regulasi juga terus dilakukan. Sebagai contoh, saat ini sudah memasuki tahap akhir pembahasan revisi Peraturan Pemerintah No 27 dan 53 tahun 2017.
"Revisi ini bertujuan untuk meningkatkan keekonomian proyek migas," ujar Arifin.
Ia menilai, bagi Indonesia, keberadaan gas bumi dapat menjadi solusi dalam penyediaan energi bersih demi mencapai target Net Zero Emission atau emisi nol bersih. Caranya dengan mengimplementasikam strategi untuk menekan emisi.
"Ini dilakukan melalui penerapan teknologi seperti carbon capture storage atau carbon capture utilization and storage (CCS/CCUS)," terang dia.
Arifin menekankan, semua rencana dan proyek hulu migas akan bisa terwujud dengan adanya kolaborasi semua pihak. Untuk itu, IPA Convex 2024 diharapkan menjadi jembatan kolaborasi yang mampu memaksimalkan potensi sumber daya migas yang diyakini masih besar.
"Sangat penting meningkatkan kolaborasi, kemitraan untuk menghadapi tantangan di industri hulu migas yakni memenuhi kebutuhan energi sekaligus menekan emisi. Saya undang semua untuk secara aktif berkontribusi meningkatkan investasi, cadangan migas serta mewujudkan target penurunan emisi," kata Arifin.
Sebagai informasi, stakeholder sektor minyak dan gas bumi (migas) hadir dalam gelaran akbar The 48th IPA Convention & Exhibition (IPA Convex) 2024. Acara ini digelar selama tiga hari yakni Selasa (14/5/2024) hingga Kamis (16/5/2024) di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya