"Penelitian ini adalah langkah awal. Oleh karena itu akan dilakukan penelitian lanjutan, terutama terkait hasil analisa segmentasi sampah berdasarkan produsennya," ujar Astryd.
Adapun sampah untuk sampel penelitian diambil dari beberapa lokasi antara lain Bendungan Katulampa, Sukahati, Jembatan Panus, Pintu Air Manggarai, Pintu Air Muara Angke, dan Pintu Air Ancol.
Dari enam titik lokasi tersebut, terkumpul 32.364 sampah yang dikategorikan dalam sepuluh jenis, tujuh di antaranya adalah material polimer berupa kain, karet, kayu, kertas, logam, plastik, dan gabus.
Secara keseluruhan, sampah berbahan dasar plastik, kain, dan gabus mendominasi.
Sampah plastik banyak ditemukan di berbagai titik dalam keadaan utuh maupun serpihan, dengan total 19.466 buah atau 67,88 persen dari semua sampah yang dikumpulkan dan dipilah.
Adapun sampah bungkus dan saset plastik yang berhasil dipilah masing-masing mencapai 3.974 dan 3.324 sampah atau sekitar 13 persen dan 11 persen.
Sementara itu, sampah gabus dan kain berjumlah 3,9 persen, sampah limbah B3 1,7 persen, dan sampah kayu sebesar 0,6 persen.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya