Dalam kesempatan tersebut, Menhub Budi juga menerima hasil studi ITDP Indonesia terkait "Peta Jalan dan Program Insentif Nasional Elektrifikasi Transportasi Publik Perkotaan Berbasis Jalan" untuk mendukung akselerasi elektrifikasi bus di perkotaan.
Studi ITDP berisi penilaian kesiapan elektrifikasi transportasi publik, kesiapan adopsi Kendaraan Listrik Berbasis Baterai, serta hal penting lainnya seperti polusi udara dan kemacetan di 98 wilayah perkotaan di Indonesia.
Studi ini juga menunjukkan bahwa komitmen pemerintah daerah masih rendah dalam penyelenggaraan transportasi publik yang baik. Selain itu, tingginya biaya investasi adopsi kendaraan listrik berbasis baterai (KBLBB) menjadi hambatan utama elektrifikasi transportasi publik perkotaan.
Baca juga: Kembangkan Kendaraan Listrik, Budi Karya Inginkan Kolaborasi
Terdapat rekomendasi 11 kota prioritas untuk percepatan elektrifikasi transportasi publik, yaitu Jakarta, Semarang, Pekanbaru, Batam, Medan, Bandung, Surabaya, Denpasar, Yogyakarta, Bogor, dan Padang.
Dalam studi, disebutkan juga untuk mendorong program elektrifikasi yang tepat sasaran dan sesuai anggaran, elektrifikasi transportasi publik di 11 kota prioritas tersebut perlu dicantumkan dalam Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
“Hasil studi ini sangat bermanfaat karena dapat membantu kami dalam upaya percepatan pengembangan infrastruktur dan regulasi yang mendukung elektrifikasi transportasi publik. Ini bukan hanya langkah maju bagi transportasi, tapi juga untuk kualitas hidup yang lebih baik bagi masyarakat secara keseluruhan,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya