Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

SI Danau Resmi Meluncur, Portal Terpadu Sistem Pemantauan Danau

Kompas.com, 24 Mei 2024, 10:48 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) bersama dengan dewan pengarah penyelamatan Danau Prioritas Nasional meresmikan pemakaian sistem informasi danau atau “SI Danau”.

Peresemian SI Danau dilakukan dalam rangkaian gelaran World Water Forum (WWF) ke-10 tentang konservasi air terkait pelestarian danau, di Nusa Dua Bali, Selasa (21/5/2024).

Kepala Pusat Riset Limnologi dan Sumber Daya Air BRIN Hidayat menyampaikan, segala informasi mengenai danau bisa diperoleh melalui portal SI Danau. 

“Danau memiliki banyak stakeholder mulai dari pemerintah daerah, pemerintah pusat, masyarakat, peneliti, dan stakeholder lainnya. Diperlukan platform bersama agar danau dapat terkelola dengan baik,” ujar Hidayat.

Baca juga: Indonesia Serukan Penyelamatan Danau di World Water Forum ke-10

Ia menjelaskan, SI Danau adalah portal sistem informasi yang berisi data base dari hasil pengamatan pengukuran dan riset pada danau di Indonesia.

“SI Danau dapat digunakan untuk melakukan analisis dan evaluasi tingkat lanjut pada danau di Indonesia. SI Danau dirancang khusus untuk membantu pengguna dalam mencari serta berbagai data dan informasi tentang danau di Indonesia,” papar dia.

Berdasarkan Perpres Nomor 60 Tahun 2021 tentang penyelamatan danau, BRIN ditugaskan sebagai pelaksana dari perpres tersebut untuk mengembangkan sistem informasi danau untuk 15 danau prioritas.

"Nantinya sistem informasi (SI Danau) akan dikembangkan untuk danau-danau lainnya,” tutur Hidayat.

SI Danau juga akan terus dikembangkan sehingga dapat lebih bermanfaat dan mempunyai daya guna ke depannya. 

Bekerjasama dengan pihak lain

Periset dari Pusat Riset Limonologi dan Sumber Daya Air BRIN, Arianto Budi Santoso menyampaikan, SI Danau dibangun untuk menjadi repositori semua data monitoring danau.

"Dengan demikian SI Danau dirancang untuk terintegrasi dengan berbagai sistem pemantauan, termasuk sistem pengukuran real time. Pada SI Danau, data pemantauan oleh sensor akan divisualisasikan untuk dapat terlihat secara real time," terang Arianto.

Baca juga: Metana dari Danau Turut Berkontribusi terhadap Emisi GRK

Arianto juga menyampaikan bahwa wali data untuk kementerian atau lembaga terkait yang memiliki tugas pemantauan danau, telah disiapkan. Wali data dilengkapi dengan tim ahli yang berasal dari periset BRIN, kementerian, atau para ahli untuk memverifikasi kelayakan data.

"Jadi, masing-masing kementerian/lembaga adalah admin dari SI Danau. Di dalamnya termasuk wali data yang berhak untuk mengisi dan menjadi kurator data di Si Danau,” tutur dia.

Lebih lanjut, kata Arianto, saat ini SI Danau bekerja sama dengan Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) dan Organisasi Riset Elektronika dan Informatika (OREI) BRIN.

“Kami mencoba untuk mendesain arsitekturnya, source code-nya di git dan sebagainya. Kami juga menghimpun data dan informasi terkait dengan danau bukan hanya dari BRIN, tetapi juga oleh semua stakeholder danau termasuk masyarakat," pungkasnya. 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau