Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Andalkan 3 Pilar, KLHK Klaim Penanganan Karhutla Indonesia Makin Baik

Kompas.com - 05/06/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya, mengklaim penanganan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Indonesia dari tahun ke tahun semakin baik.

Ia menjelaskan, pada tahun 2023, meskipun kondisi El-Nino lebih kuat dari 2019, namun kejadian Karhutla berhasil dikendalikan dengan baik. 

Keberhasilan ini menurutnya didukung oleh beberapa pilar. Seperti sistem dan monitoring pengendalian operasional lapangan dan pengawasannya, pertimbangan sosiologis dan keterlibatan erat masyarakat, serta tata kelola landscape.

Baca juga: Karhutla Landa Kota Balikpapan, 167 Titik Panas Terdeteksi se-Kaltim

“Tiga pilar ini menjadi kokoh dengan peristiwa karhutla di akhir 2019, dengan karhutla yang cukup berat El nino pada saat itu. Dan dibuktikan dengan pengendalian El nino di 2023 yang bisa dikendalikan dengan baik," ujar Siti saat membuka Workshop Pembelajaran Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan di masa El Nino Tahun 2023 di Jakarta, Jumat (31/5/2024).

Berikut upaya Indonesia dalam pengendalian karhutla secara permanen, melalui tiga pilar. Ketiganya adalah:

  1. Analisis Iklim dan Langkah (Monitoring cuaca, analisis wilayah dan modifikasi cuaca)
  2. Pengendalian Operasional (Satgas Terpadu, deteksi dini, Poskotis Lapangan, Kesiapan Pemadaman Darat dan Udara, Penegakan Hukum, dan Masyarakat Peduli Api)
  3. Pengelolaan Landscape (Praktisi konsesi/dunia usaha, pertanian tradisional tanpa bakar lahan, dan pengendalian pengelolaan gambut).

Tantangan ke depan

Siti mengungkapkan bahwa setelah kejadian karhutla 2015, dimensi-dimensi pengendalian karhutla mulai muncul, seperti dikutip dari laman resmi, Selasa (4/6/2024). 

Dengan lahirnya lembaga baru pengelolaan gambut yaitu Badan Restorasi Gambut (BRG), penanganan bencana mulai terdefinisi, ada ruang lingkup kesepakatan penanganan lapangan, tersedianya alat ukur lapangan, teknik sekat kanal, kesiapan embung, sumur bor untuk menaikkan watertable, pengendalian teknik preparasi lahan oleh swasta, dan integrasi kerja kebijakan operasional dan lapangan.

Hasilnya, kata dia, sebagai perbandingan, tahun 2023 Indonesia bisa menurunkan luas karhutla sekitar 488.064,65 Ha atau sebesar 29,59 persen dibandingkan tahun 2019.

Begitu juga perbandingan akumulasi hotspot 2023 dan 2019, terdapat penurunan hotspot 15.961 titik atau sekitar 59,92 persen. Selain itu, emisi dari karhutla tahun 2023 sebesar 182.714.440 ton CO2e turun 69,74 persen dari sebelumnya, yaitu 421.091.134 ton CO2e. 

"Padahal menurut BMKG, tahun 2023 intensitas El Nino lebih kuat bila dibandingkan dengan El-Nino pada tahun 2019," ujar Menteri LHK. 

Menurut Siti, ke depannya tantangan yang dihadapi adalah menjaga konsistensi langkah kebijakan dan operasional, menjaga tatanan kelembagaan yang sudah ada, serta mempertahankan sistem dan format yang sudah berjalan.

Kemudian, perlu memperkuat hal-hal yang menjadi perhatian seperti tingkat usaha tani bagi small holders, praktek tata kelola paludicture, stick pada instrumen pengukuran tinggi muka air tanah atau watertable, dan kerja sama masyarakat lokal serta small holders.

Lebih lanjut, Menteri Siti berharap semua pihak dan daerah senantiasa harus tetap siap siaga dan meningkatkan usahanya untuk melakukan penanggulangan kebakaran hutan dan lahan.

“Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhoi segala langkah kita dalam upaya menjaga lingkungan, agar bumi kita tetap hijau, langit kita tetap biru tanpa kabut asap kebakaran hutan dan lahan,” pungkasnya.

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Selundupkan 16 Elang Dilindungi, Pemuda di Sumsel Terancam 15 Tahun Penjara
Pemerintah
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
Kebakaran Lahan Gambut Akibat El Nino Bisa Terulang pada 2027
LSM/Figur
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan 'Giant Sea Wall' Demi Selamatkan Indonesia
Bappenas : PDB Pantura Besar, Pembangunan "Giant Sea Wall" Demi Selamatkan Indonesia
Pemerintah
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
Musim Panas Ekstrem di Eropa Sebabkan Kerugian 43 Miliar Euro
LSM/Figur
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
23 Ribu Lahan Gambut Terbakar pada Juli 2025, 56 Persen Terkait Izin Sawit dan PBPH
LSM/Figur
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
IEA Proyeksikan Pertumbuhan Kuat Proyek Hidrogen Rendah Emisi
Pemerintah
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
KKP Bangun Kampung Nelayan Merah Putih di 65 Lokasi Pada Tahun Ini
Pemerintah
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Geo-engineering Tidak Cukup untuk Lindungi Kutub dari Perubahan Iklim
Pemerintah
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
Titik Karhutla 2025 Terbanyak di Kalbar, Kontributor Terbesar dari Pembukaan Lahan Sawit
LSM/Figur
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
Wujud Kepedulian, Pertamina Salurkan Bantuan Sembako untuk Korban Banjir di Bali
BUMN
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Laporan Bank Dunia: Perlindungan Alam Kunci Pertumbuhan Ekonomi dan Pekerjaan
Pemerintah
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
Pertagas Kembangkan Budidaya Madu hingga Ikan Keramba untuk Berdayakan Masyarakat Riau
BUMN
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Salahkan Cuaca Ekstrem Jadi Penyebab Karhutla, Menhut Dinilai Lepas Tanggung Jawab
Pemerintah
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
KLH Segel Perusahaan yang Diduga Jadi Sumber Paparan Radioaktif Udang Beku
Pemerintah
BRIN Sebut 5 Faktor Gabungan Sebabkan Hujan Ekstrem hingga Banjir di Bali
BRIN Sebut 5 Faktor Gabungan Sebabkan Hujan Ekstrem hingga Banjir di Bali
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau