Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Wisatawan Bertanggung Jawab Saat "Healing-healing"

Kompas.com, 5 Juni 2024, 22:16 WIB
Caroline Damanik,
Amir Sodikin

Tim Redaksi

"Mereka punya kemampuan memengaruhi orang banyak lewat beragam aktivitas yang dilakukan dan yang paling merasa bertanggung jawab yang harusnya bisa hidup lebih panjang daripada kita yang sudah tua-tua. Yang akan memastikan apakah anak cucunya bisa menikmati hal yang sama nanti," ujarnya.

Kemampuan yang didasari pada conscious tourism itu bisa diwujudkan dalam praktik-praktik nyata mulai dari mengurangi jejak emisi karbon, memilih naik sepeda di destinasi wisata, memilih restoran yang memiliki chain supply lokal, memilih produk ramah lingkungan yang bisa diolah, mau menyimpan sampahnya sendiri kalau belum menemukan tempat sampah sampai mau belajar memilih dan memilah sampah.

"Anak-anak muda yang memiliki kemampuan itu. Apapun motivasi awalnya yang penting mau dan mampu melakukan," tutur Najwa.

Senada, VP General Secretary Danone Indonesia, Vera Galuh Sugijanto, mengatakan, pihak swasta juga menyadari pentingnya pariwisata dengan kesadaran penuh. Hal ini yang mendorong Aqua-Danone ikut terlibat, misalnya dengan tetap memikirkan cara menjaga lingkungan pasca-konsumsi produk kemasan di destinasi wisata.

Oleh karena itu, pihaknya juga mengembangkan kampanye dan edukasi pengelolaan sampah kepada publik, infrastruktur pengumpulan dan pengelolaan sampah, serta inovasi kemasan. Dengan demikian, ketika audiensnya datang ke destinasi wisata tertentu, mereka tidak meninggalkan jejak sampah, emisi atau dampak buruk bagi alam.

"Jadi (wisata berkesadaran) tidak hanya positif untuk diri kita sendiri, tapi juga positif untuk daerah wisata yang kita kunjungi, baik secara sosial, ekonomi maupun lingkungannya," tuturnya.

Tak bisa sendiri, harus bersama-sama

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mengatakan, Indonesia berhasil menempati peringkat ke-22 dunia menurut Travel and Tourism Development Index yang dirilis The World Economic Forum pada Mei 2024.

Oleh karena itu, pariwisata berada di next level dengan tidak lagi hanya cukup berorientasi pada pariwisata hijau atau green tourism. Indonesia, lanjut dia, harus melibatkan semua pihak untuk memberikan dampak terbaik pada setiap destinasi wisata yang dikunjungi.

Baca juga: Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

"Pariwisata hijau is not enough. We need to shift into regenerative tourism. Jadi kita bukan hanya melakukan nett zero di salah satu destinasi wisata, tapi kita justru memberikan dampak positif," kata Sandiaga saat membuka acara Kampanye "100 Persen Murni, 100 Persen Petualangan Indonesia", Rabu (29/5/2024).

Jadi, jika kita datang ke Labuan Bajo, kita bisa hitung jejak emisi karbon, berapa kilogram CO2 yang kita emisikan dan kita bisa konversi itu melalui berbagai kegiatan.

Saat regenerative tourism diterapkan, tujuan pariwisata yang dirancang bukan hanya keberlangsungannya, tetapi bagaimana akhirnya para wisatawan bisa memberikan kontribusi positif kepada regenerasi ekosistem, ekonomi dan budaya lokal setempat ketika datang ke sebuah destinasi wisata.

Contohnya, ketika wisatawan datang ke Labuan Bajo, dia diharapkan bisa mengurangi sampah yang digunakan, tidak membuang sampah sembarangan dan bisa memilah sampah, memilih makanan atau minuman khas lokal, makan sesuai porsinya dan tidak meninggalkan sisa, menghemat air saat mandi dan mematikan keran saat sikat gigi sampai ikut merestorasi terumbu karang, menanam mangrove atau menanam pohon di sejumlah desa wisata.

Tentu saja, pemerintah dan pihak pelaku bisnis pariwisata juga harus mendukungnya.

"Ini tentunya perlu kolaborasi kita bersama," ungkapnya.

Vera menambahkan, Aqua-Danone menangkap pentingnya kolaborasi ini, khususnya terkait persoalan sampah, dengan mengembangkan dan mendampingi enam unit bisnis daur ulang (RBU) dan 10 collection center, di antaranya di Likupang, Danau Toba, Mandalika, Candi Borobudur, dan Labuan Bajo.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
Tren Global Rendah Emisi, Indonesia Bisa Kalah Saing Jika Tak Segera Pensiunkan PLTU
LSM/Figur
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
JSI Hadirkan Ruang Publik Hijau untuk Kampanye Anti Kekerasan Berbasis Gender
Swasta
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Dampak Panas Ekstrem di Tempat Kerja, Tak Hanya Bikin Produktivitas Turun
Pemerintah
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
BMW Tetapkan Target Iklim Baru untuk 2035
Pemerintah
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau