Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 12/06/2024, 08:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono mengungkapkan, lebih dari 200 penyakit dapat disebabkan oleh pangan yang terkontaminasi. Gejalanya bisa ringan hingga berat, bahkan berakibat fatal.

Hal tersebut disampaikan Dante saat memberikan sambutan dalam peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia di Taman Sempur, Kota Bogor, Jawa Barat, Selasa (11/6/2024).

"Secara umum, penyakit ini dapat dicegah dengan cara melakukan pengelolaan pangan dengan hygiene dan sanitasi yang baik," kata Dante, sebagaimana dilansir siaran pers Kementerian Kesehatan.

Baca juga: Perkuat Aspek Pangan dan Ekonomi, FKS Partisipasi di Hari Tempe Nasional

Dia berujar, pengelolaan pangan yang bersih dan baik juga dapat mencegah penyakit tidak menular (PTM) seperti hipertensi, kanker, diabetes, dan jantung.

Selain itu, pangan bergizi dengan higiene sanitasi pangan yang baik juga dapat mencegah stunting, yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dan infeksi berulang seperti diare serta pneumonia.

"Oleh karena itu, kita harus memastikan bahwa pangan diproduksi dan dikonsumsi dengan cara yang aman, mulai dari pemilihan bahan, penyimpanan, pemasakan, penyajian, hingga pengangkutan," tutur Dante.

Dia menyebutkan, ada dua hal penting yang harus diperhatikan terkait pangan.

Pertama, kandungan gizi atau nutrisi. Pangan harus sesuai dengan kebutuhan tubuh manusia sesuai siklus hidupnya.

Baca juga: Pemanfaatan Goba Terumbu Dapat Sokong Ketahanan Pangan RI

Kedua, higiene dan sanitasi. Pangan harus aman untuk kesehatan karena keamanan pangan berdampak langsung pada kesehatan manusia.

Untuk itu, dia mengimbau masyarakat menerapkan lima kunci keamanan pangan sebagai.

Kelimanya adalah selalu menjaga kebersihan, memisahkan pangan mentah dan matang, memasak dengan benar, menggunakan air dan bahan pangan yang aman, menjaga pangan pada suhu yang aman.

Kelima kunci tersebut perlu diterapkan di rumah tangga dan tempat pengelolaan pangan.

Dengan demikian, diharapkan pangan siap saji yang dikonsumsi masyarakat memenuhi syarat aman dan sehat.

Baca juga: Sistem Agrosilvopastura untuk Ketahanan Pangan Masyarakat Adat Kaluppini

"Sehingga tidak ada lagi orang yang meninggal akibat pangan tidak aman dan tidak sehat, dan kita bisa mencegah kejadian luar biasa (KLB) seperti keracunan pangan," ujarnya.

Sementara itu, Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Anas Ma’ruf mengatakan ada tiga isu besar yang perlu menjadi perhatian.

Pertama, ancaman kekurangan pangan akibat perubahan iklim. Kedua, program pemberian makanan bergizi, aman, dan sehat pada anak sekolah. Ketiga, program pemberian makanan tambahan (PMT) bergizi, aman, dan sehat pada balita.

Anas berharap, dalam peringatan Hari Keamanan Pangan Sedunia, seluruh pihak dapat berkontribusi menghadirkan pangan yang sehat kepada masyarakat.

"Komitmen kita bersama untuk meningkatkan kesadaran bersama tentang pentingnya pangan siap saji yang aman, sehat, dan bergizi," ujar Anas.

Baca juga: Air, Kekeringan, dan Ketahanan Pangan Berkelanjutan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
Belasan Tahun Dirawat, Orang Utan Mungky dan Dodo Kini Kembali ke Hutannya
LSM/Figur
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
Celios Dorong 23 Ribu Desa Jadi Basis Pangan Restoratif, Kurangi Ketergantungan Beras
LSM/Figur
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
Krisis Iklim: Petani Berjaket dan Gembol Es Batu, Meninggal karena Panas Ekstrem
LSM/Figur
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
Celios: Terlalu Beras, Kebijakan Pangan Kita Berisiko Hiperinflasi
LSM/Figur
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
KLH Perluas Perdagangan Karbon Global, Gandeng Global Carbon Council dan Plan Vivo
Pemerintah
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
Penggunaan Pupuk Kimia Tinggi, Tanda Pertanian Indonesia Belum Berkelanjutan
LSM/Figur
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Populasi Hiu Paus Kian Terancam, Dibutuhkan Rencana Aksi Nasional Baru
Pemerintah
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Energi Bersih Diperkirakan Gantikan 75 Persen Kebutuhan Bahan Bakar Fosil
Pemerintah
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Setelah 20 Tahun, WTO Resmi Larang Subsidi Perikanan Ilegal dan Merusak
Pemerintah
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Menteri LH: Tanggul Beton di Cilincing Kantongi Persetujuan Lingkungan
Pemerintah
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Asia Tenggara Kini Jadi Magnet Hijau, Banjir Dana Iklim
Swasta
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
Lewat SuperSUN, PLN Hadirkan Energi Terbarukan untuk Dukung Pemerataan Akses Teknologi Pembelajaran di Maluku Utara
BUMN
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
ITDC Perkuat Konservasi Kawasan KEK Mandalika melalui Penanaman Mangrove
BUMN
Inisiatif Global Baru: IUCN Bentuk Kelompok Konservasi Mikroba
Inisiatif Global Baru: IUCN Bentuk Kelompok Konservasi Mikroba
Pemerintah
Kembangkan Kapasitas PLTN, Asia Tenggara Perlu Investasi 208 Miliar Dollar AS
Kembangkan Kapasitas PLTN, Asia Tenggara Perlu Investasi 208 Miliar Dollar AS
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau