“Pemerintah pusat berwenang dalam memberikan izin proses produksi industri dengan kemasan yang berpotensi menjadi limbah. Untuk itu, diperlukan pentaatan hukum secara ketat (strict liability),” ucapnya.
Penanganan sampah dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya adalah produksi dan pemanfaatan plastik netral karbon atau lifecycle carbon neutral (LCCN). Upaya ini merupakan metode pengolahan sampah dengan emisi polusi udara, gas rumah kaca (GRK), dan limbah berbahaya yang rendah.
Penggunaan teknologi LCCN Ready (waste to steam) di sejumlah negara, seperti Jepang, Eropa, dan Korea Selatan telah memberikan dampak lingkungan dan ekonomi yang signifikan.
Dengan metode LCCN, limbah domestik dan industri dikumpulkan, serta diangkut ke lokasi site LCCN di industri kompleks. Dengan demikian, carbon capture and utilization (CCU) semakin mudah diterapkan.
Lewat LCCN, semua jenis sampah diolah melalui proses panas tinggi sehingga menghasilkan uap (steam) atau listrik.
Kemudian, berbagai senyawa kimia dan residu, termasuk karbon dioksida (CO2), akan diproses lebih lanjut guna diinjeksikan kembali ke dalam steam. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas produksi melalui konservasi energi.
Baca juga: Kurangi Sampah Plastik, Indonesia Dapat Pinjaman dari ADB Hampir Rp 8 Triliun,
Proses LCCN berbeda dari proses produksi RDF dan ITF yang masih menghasilkan residu padat, cair, dan gas termasuk CO2 yang akan menyebabkan pencemaran air dan udara yang mengancam lingkungan.
Dalam diskusi bertajuk “Toward Carbon Neutral Plastic Production and Utilization, The Most Efficiency Urban Waste to Energy” yang digelar di Jakarta, Jumat, Direktur Penanganan Sampah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Novrizal Tahar mengatakan bahwa pengolahan sampah berbasis LCCN dapat menjadi solusi pada less landfill policy.
“Less landfill policy telah menjadi andalan waste management di lingkungan KLHK demi menekan 40 juta ton sampah pada 2030,” ucap dia.
Menurutnya, krisis iklim, kepunahan keanekaragaman hayati, dan pencemaran lingkungan bisa ditanggulangi dengan waste management melalui skenario pengurangan sampah pada tataran pencegahan dan skenario pengolahan sampah pada tataran penanganannya.
“Semoga teknologi tersebut dapat menjadi terobosan sehingga pemanfaatan plastik sehingga tidak lagi menjadi beban lingkungan hidup, sosial, dan ekonomi,” tegas Novrizal.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya