Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Restorasi Lahan Gambut Atasi Tantangan Perubahan Iklim

Kompas.com - 15/06/2024, 08:55 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

Gambut bisa turunkan emisi

Sebelumnya, dalam FOLU Net Sink 2030 yang berkontribusi pada pencapaian NDC, Indonesia
mematok penurunan emisi Gas Rumah Kaca (GRK) di sektor lahan sebesar 17,4 persen atau
mengurangi emisi karbon 140 juta ton setara CO2.

FOLU Net Sink 2030 merujuk pada kontribusi sektor kehutanan dan penggunaan lahan lainnya dalam menyerap lebih banyak karbon daripada yang dilepaskan.

Ini termasuk kegiatan seperti reforestasi, aforestasi, konservasi hutan, dan praktik pengelolaan lahan berkelanjutan, yang meningkatkan penyerapan karbon atau mengurangi emisi dari penggunaan lahan seperti pada lahan gambut.

Baca juga: Tingkat Kebakaran Lahan Gambut Menurun, Bisa Tekan Emisi

Peneliti Ahli Madya, Direktorat Kebijakan Lingkungan Hidup, Kemaritiman, Sumber Daya
Alam, dan Ketenaganukliran, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Yanto Rochmayanto
mengatakan bahwa dalam merestorasi gambut, pendekatan yang diambil tidak bisa hanya
mengandalkan sisi teknis.

Ia menilai, dalam rencana restorasi perlu terlebih dahulu melakukan konsolidasi, terutama terkait kondisi sosial dan ekonomi masyarakat sekitar.

“Pertama kita perlu kenali sosial budaya di area yang akan direstorasi, kemudian pilih aktivitas maupun aksi mitigasi yang terkait dengan mereka. Jadi, kegiatan restorasi yang sesuai dengan alam sekaligus sesuai dengan sosial ekonomi masyarakat,” ujar Yanto.

Peneliti sekaligus Manajer Senior Karbon Kehutanan dan Perubahan Iklim Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) Nisa Novita menambahkan, restorasi gambut perlu upaya kolaboratif berbagai pihak.

Selain itu juga perlu kuantifikasi seberapa besar dampak penurunan emisi dari kegiatan rewetting dan revegetation pada lahan gambut terdegradasi.

“Penelitian kami menemukan bahwa, pembangunan sekat kanal di lokasi yang tepat dan
terawat di lahan perkebunan sawit dapat menurunkan emisi mencapai 30% dibandingkan
dengan bussiness as usual. Hal ini menjadikan restorasi gambut melalui pengelolaan tata air
dapat dijadikan salah satu strategi efektif solusi iklim alami yang berpotensi tinggi dalam
upaya penurunan emisi pada skala nasional,” tutur Nisa.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau