"Culture plays a significant role in implementing sustainability principles across various countries. Our research demonstrates that there is a strong positive relationship between cultural values and the achievement of sustainable development goals (SDGs)" - (Dalia Streimikiene, et.al 2023)
BERANGKAT dari hasil penelitian Dalia Streimikiene dan koleganya, mereka menunjukkan ada hubungan positif yang kuat antara nilai-nilai budaya dan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Mereka menekankan budaya memainkan peran penting dalam mengimplementasikan prinsip-prinsip keberlanjutan di berbagai negara, dengan budaya yang terintegrasi erat ke dalam berbagai aspek pembangunan berkelanjutan.
Selain itu, penelitian oleh Leqi Liao dan timnya (2022) menyoroti bahwa warisan budaya di komunitas urban dapat menjadi kekuatan pendorong utama untuk pembaruan dan revitalisasi perkotaan.
Mereka menunjukkan pengembangan warisan budaya tidak hanya meningkatkan identitas lokal, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial, seperti meningkatkan kohesi komunitas, inklusivitas, dan komunikasi antarbudaya.
Pada gilirannya, mendorong perbaikan lingkungan komunitas dan pengembangan industri pariwisata.
Bila ditarik pada konteks pembangunan di budaya lokal, pada masa lalu, kita seringkali melihat bagaimana bangunan rumah hunian dahulu dibangun dengan perhatian terhadap bentuk, ukuran, keindahan, dan kenyamanan yang begitu tertata.
Setiap elemen dari arsitektur tradisional tidak hanya mencerminkan keindahan estetika, tetapi juga mengandung nilai-nilai adat dan budaya yang mendalam.
Contoh yang sangat jelas adalah rumah adat Minangkabau, yang dirancang dengan sangat mempertimbangkan kultur budaya, kondisi geografis, dan peruntukan wilayahnya.
Masyarakat Minangkabau zaman lampau memiliki pengetahuan mendalam mengenai daerah mana yang boleh dan tidak boleh didirikan bangunan.
Mereka memahami bagaimana setiap wilayah memiliki karakteristik unik. Oleh karena itu, penempatan rumah harus disesuaikan dengan karakteristik tersebut.
Misalnya, rumah bagonjong yang terkenal dibangun di daerah asal, sedangkan rumah dengan atap datar dibangun di daerah rantau. Ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga tentang kepatuhan terhadap aturan adat yang telah diwariskan turun-temurun.
Selanjutnya, ada persoalan penggunaan sandi atau batu penopang di bawah tiang rumah adat Minangkabau adalah salah satu contoh kebijaksanaan lokal yang sangat relevan.
Dengan menempatkan batu penopang di bawah tiang, masyarakat memastikan bahwa tiang kayu tidak menyentuh tanah sehingga terhindar dari pelapukan yang terlalu cepat.
Selain itu, struktur ini juga dirancang untuk menahan guncangan gempa bumi, mengingat wilayah Minangkabau yang kini identik dengan Sumatera Barat, rawan gempa.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya