Misalnya, memiliki jarak minimal 5 meter antara rumah dan jalan tidak hanya membantu mengurangi kebisingan dari lalu lintas, tetapi juga meningkatkan keamanan bagi penghuni.
Sementara itu, menjaga jarak minimal 2,5 meter antara pagar dengan rumah baik di sisi kanan maupun kiri dapat memperbaiki privasi dan mengurangi potensi konflik serta menjaga jarak minimal 2,5 meter antara pagar belakang rumah dengan pagar belakang rumah tetangga untuk memudahkan evakuasi bila terjadi bencana seperti kebakaran.
Untuk menjaga kualitas air, pemerintah juga harus membangun saluran pipa pengolahan air limbah rumah tangga yang terintegrasi dengan pusat pengolahan.
Ini memastikan air limbah diolah menjadi air bersih sebelum dialirkan ke sungai, menjaga sungai tetap bersih dan mendukung ekosistem.
Kombinasi regulasi jarak, halaman hijau, dan pengolahan air limbah yang baik dapat menciptakan lingkungan perkotaan yang sehat dan berkelanjutan.
Selanjutnya, dalam mengatur perizinan pembangunan, seharusnya regulasi yang ada tidak sebatas memberi izin atau tidak memberi izin, melainkan juga harus bertujuan merancang perkotaan yang tidak hanya fungsional, tetapi juga berkelanjutan, mencerminkan kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat modern.
Untuk mencapai itu semua, pemerintah dan pemangku kepentingan perlu bekerja sama untuk mengembangkan regulasi yang mengakomodasi nilai-nilai tradisional dalam konteks modern.
Pendidikan dan kesadaran masyarakat juga harus ditingkatkan agar mereka memahami pentingnya menjaga warisan budaya dalam pembangunan.
Dengan demikian, kita tidak hanya melestarikan kekayaan budaya, tetapi juga memastikan lingkungan tetap lestari untuk generasi mendatang.
Selain regulasi, penting juga untuk mengadopsi pendekatan partisipatif dalam perencanaan pembangunan.
Melibatkan masyarakat lokal dalam proses ini akan memastikan bahwa nilai-nilai dan kearifan lokal tetap dihormati dan diintegrasikan dalam desain dan pelaksanaan pembangunan.
Dengan demikian, pembangunan tidak hanya menjadi lebih inklusif, tetapi juga lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Dalam era yang semakin modern ini, kita harus berani belajar dari masa lalu untuk menciptakan masa depan lebih baik.
Mengintegrasikan nilai-nilai adat dan budaya dalam pembangunan adalah langkah penting menuju peradaban yang tidak hanya maju secara teknologi, tetapi juga bijaksana dalam menjaga harmoni dengan alam dan budaya lokal.
Dengan demikian, kita dapat membangun perumahan yang tidak hanya indah dan nyaman, tetapi juga berkelanjutan dan penuh makna.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya