Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/06/2024, 21:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis

KOMPAS.com - PT Garudafood Putra Putri Jaya Tbk (Garudafood) dan PT Biomagg Sinergi Internasional (Biomagg) mengajak masyarakat Kelurahan Jatijajar, Depok, Jawa Barat, menerapkan gaya hidup berkelanjutan melalui program pengelolaan sampah organik.

Program pengeloaan sampah organik rumah tangga menggunakan metode biokonversi maggot BSF dan telah berjalan selama 4 bulan dengan melibatkan lebih dari 60 warga dan mendapat dukungan penuh dari Lurah Jatijajar, Mujahidin.

Hingga Juni 2024, program ini telah berhasil mengolah lebih dari 7,9 ton sampah organik rumah tangga dan menghasilkan 787 kilogram maggot.

Pencapaian ini setara dengan pengurangan emisi gas rumah kaca sebanyak 28,84 ton karbon dioksida.

Dian Astriana, Head of Corporate Communication and External Relations Garudafood mengatakan, program ini merupakan upaya kolektif mengatasi masalah sampah, khususnya sampah rumah tangga, dan mendorong ekonomi berkelanjutan di lingkungan Jatijajar.

“Program Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga melalui Metode Biokonversi Maggot BSF” hasil binaan Garudafood dan Biomagg berhasil mengolah lebih dari 7,9-ton sampah organik rumah tangga serta menghasilkan 787 kilogram maggot," ungkap Dian.

“Sebagai penggagas program ini, Garudafood memberikan dukungan berupa unit Biobox sebagai media budi daya maggot, bibit maggot, dan pendampingan intensif selama empat bulan hingga warga menjadi lebih mandiri untuk menjalankan budi daya maggot,” tambah Dian.

Mengutip data Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Depok pada tahun 2023, setidaknya 900 hingga 1,000-ton sampah dikirim ke TPA Cipayung, Kota Depok setiap harinya.

Mayoritas sampah terbesar berasal dari sampah rumah tangga yang didominasi oleh jenis sampah organik atau sisa makanan.

Baca juga: Pemkot Yogyakarta Janji Kuras Depo Sampah Selama 3 Hari ke Depan

Maggot merupakan larva lalat tentara hitam atau black soldier fly (BSF). Ukurannya biasanya antara 0,3 cm sampai 1,5 cm. Maggot atau larva BSF tidak menularkan patogen ke manusia serta diketahui memiliki nafsu makan yang tinggi sehingga dapat makan dua kali lebih banyak dari berat badannya per hari.

Hal ini membuat budi daya maggot menjadi solusi yang efektif untuk mengurai sampah organik rumah tangga sekaligus bernilai ekonomis. Berdasarkan penelitian, Maggot mampu mengurai sampah organik dalam waktu dua minggu hingga 20 hari.

 

Dari sisi ekonomi, hasil budi daya maggot dapat dimanfaatkan menjadi pakan ternak, pupuk kasgot untuk perkebunan, lilin aromaterapi (berbahan dasar minyak maggot), dan maggot kering untuk pakan ikan hias.

“Inisiasi program ini menjadi harapan baru bagi masyarakat untuk lebih peduli menjaga lingkungan dan menambah pendapatan keluarga. Program ini layak untuk diduplikasi dan ditiru oleh semua pihak,” ujar CEO Biomagg, Aminudi.

Siti Aisyah, peserta program yang juga Ketua RT setempat, memberikan apresiasi pada program budi daya maggot yang baru pertama kali ada di lingkungannya. Dia mengaku terbantu dengan adanya pelatihan dan dukungan teknis yang ternyata sangat praktis dilakukan dari rumah.

“Saya mengapresiasi program budi daya maggot binaan Garudafood ini sehingga kini budi daya maggot semakin populer di kalangan masyarakat dan kami pun telah merasakan sendiri manfaatnya baik dari sisi lingkungan maupun ekonomi,” ungkap Siti Aisyah.

Sebagai bagian dari CSR berkelanjutan Garudafood, “Program Pengelolaan Limbah Organik Rumah Tangga melalui Metode Biokonversi Maggot BSF” turut mendukung komitmen Sustainable Development Goals (SDGs) berfokus pada SDG Poin 11 tentang Kota dan Permukiman Berkelanjutan yakni dengan meningkatkan pengelolaan limbah di perkotaan.

Gerakan ini juga mendukung SDG Poin 12 tentang Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab dengan mengurangi limbah organik rumah tangga dan memanfaatkan kembali, serta SDG Poin 8 tentang Pertumbuhan Ekonomi yang Berkelanjutan dengan menciptakan peluang penghasilan tambahan melalui manajemen limbah dan budi daya maggot yang berpotensi menguatkan ekonomi lokal di lingkungan warga Jatijajar.

Melalui budi daya maggot ini, setidaknya warga setempat telah membantu mengurangi volume sampah yang biasanya berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Baca juga: Atasi Sampah di Yogyakarta, DLH Minta Masyarakat Aktifkan Kembali Bank Sampah

 

Sejak 2021 hingga Juni 2024, Garudafood telah mengolah dan mencegah timbunan sampah organik berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sebesar 33,49-ton sampah, menghasilkan lebih dari 7,5-ton maggot BSF bernilai ekonomis, mengedukasi lebih dari 60 kepala keluarga.

Dari upaya ini, Garudafood berhasil mencegah terbentuknya emisi gas rumah kaca setara dengan 122,24-ton karbon dioksida ekuivalen.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rambut Manusia Efektif Serap Tumpahan Minyak di Lingkungan

Rambut Manusia Efektif Serap Tumpahan Minyak di Lingkungan

LSM/Figur
Pertanian Organik Jadi Kunci Ketahanan Pangan, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Pertanian Organik Jadi Kunci Ketahanan Pangan, tapi Hadapi Banyak Tantangan

Swasta
Implementasikan Nilai Sustainability, Maybank Indonesia Jalankan 2 Program di Bali

Implementasikan Nilai Sustainability, Maybank Indonesia Jalankan 2 Program di Bali

Swasta
Baru 10 Persen Luas Padang Lamun di RI yang Tervalidasi

Baru 10 Persen Luas Padang Lamun di RI yang Tervalidasi

LSM/Figur
Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan 'Green Jobs'

Pendidikan Tinggi Bisa Bantu Jembatani Kesenjangan "Green Jobs"

Swasta
Kolaborasi Pendidikan dan Industri, Kunci Hadapi Tantangan Green Jobs di Era Ekonomi Berkelanjutan

Kolaborasi Pendidikan dan Industri, Kunci Hadapi Tantangan Green Jobs di Era Ekonomi Berkelanjutan

BrandzView
Pekerja Perawatan Perlu Dapat Upah Layak dan Perlindungan Sosial

Pekerja Perawatan Perlu Dapat Upah Layak dan Perlindungan Sosial

Pemerintah
Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut

Dukung Bebas Emisi, Ahli Bikin Green Hydrogen untuk Transportasi Laut

LSM/Figur
Kementerian ESDM Targetkan Peta Jalan Pensiun Dini PLTU Rampung September

Kementerian ESDM Targetkan Peta Jalan Pensiun Dini PLTU Rampung September

Pemerintah
Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Dampak Tak Terduga dari Polusi Udara: Perubahan Suasana Hati

Pemerintah
Budi Daya Udang Berkelanjutan Lebih Produktif, Percepat Siklus Panen

Budi Daya Udang Berkelanjutan Lebih Produktif, Percepat Siklus Panen

LSM/Figur
3 Kepala Daerah Terima Penghargaan dari Lestari Awards 2024

3 Kepala Daerah Terima Penghargaan dari Lestari Awards 2024

Pemerintah
Sektor Industri Aktor Penting Capai Target Iklim

Sektor Industri Aktor Penting Capai Target Iklim

LSM/Figur
100 Persen Murni, 100 Persen Petualangan Indonesia, Komitmen AQUA dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular dan Kelestarian Lingkungan

100 Persen Murni, 100 Persen Petualangan Indonesia, Komitmen AQUA dalam Wujudkan Ekonomi Sirkular dan Kelestarian Lingkungan

Swasta
Indonesia Darurat Krisis Iklim, Green Jobs Jadi Kunci

Indonesia Darurat Krisis Iklim, Green Jobs Jadi Kunci

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau