Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Elnusa Lestarikan Hiu Paus di Papua Tengah, Pakai Teknologi Tagging

Kompas.com - 04/07/2024, 19:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - PT Elnusa Tbk melalui anak usahanya, PT Sigma Cipta Utama (SCU), turut berperan dalam program identifikasi dan monitoring pergerakan hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawash (TNTC), Kabupaten Nabire, Papua Tengah.

Sebagai informasi, SCU bergerak dalam bisnis data manajemen dan solusi Information, Communication, and Technology (ICT).

Dalam program ini, SCU merupakan mitra pelaksana yang diberikan kepercayaan oleh Pertamina Foundation.

Adapun proyek tersebut adalah salah satu program kolaborasi CSR PT Pertamina Internasional Shipping bersama PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation, sebagai dukungan terhadap konservasi hewan laut yang dilindungi.

Baca juga: Perancis Hibahkan 500.000 Euro, Dukung Kawasan Konservasi Perairan Hiu Paus Sumbawa

Sebagai satwa raksasa pengembara samudera, keberadaan hiu paus (rhincodon typus) terancam di lautan Indonesia.

Berdasarkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 19/Kepmen-KP/2013, menetapkan hiu paus sebagai satwa yang dilindungi dari berbagai aktivitas ekstraktif.

Adapun di Indonesia, hiu paus tersebar di beberapa wilayah perairan di antaranya Teluk Gorontalo, Banggai Kepulauan, Probolinggo, Teluk Saleh, Talisayan, Kaimana, dan Teluk Cenderawasih.

Di Taman Nasional Teluk Cenderawasih (TNTC), sebanyak tujuh individu hiu paus baru telah terdata dari hasil monitoring yang dilakukan oleh Whale Shark Center (WSC) Kwatisore.

Ini dikelola sejak November 2023 oleh Pertamina International Shipping (PIS) dan Balai Besar Taman Nasional Teluk Cenderawash (BBTNTC) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). 

Teknologi tagging

Hiu bertubuh totol ini memiliki peranan yang sangat penting dalam ekosistem dan ekologi laut.

Ukurannya yang besar dan sifatnya yang cenderung ramah terhadap manusia seringkali menjadi ancaman bagi vertebrata laut itu sendiri.

Hiu paus seringkali ditemukan dalam keadaan terluka akibat menabrak bagang ikan, menabrak badan perahu, bahkan terkena baling-baling perahu nelayan maupun wisatawan, dan tidak jarang tersangkut jaring-jaring nelayan.

Baca juga: Individu Baru Ditemukan, Kini Terdapat 203 Hiu Paus di Whale Shark Center PIS-KLHK

Melihat kondisi tersebut, perlu upaya mitigasi untuk mengurangi kasus kematian hiu paus, salah satunya melalui pemasangan alat pelacak pada sirip hiu paus (tagging) untuk merekam dan mengolah data perilaku hiu paus.

SCU dalam hal ini memiliki kompetensi layanan ICT mendapat kepercayaan dari Pertamina Foundation untuk melakukan proses pemasangan alat tagging pada sirip hiu paus. Alat tagging dilengkapi antena yang dapat mengirim sinyal dan data ke satelit sehingga pergerakan hiu paus dapat dipantau melalui sistem satelit.

Direktur SCU Adi Yatama Adiguna menjelaskan, proyek tagging whale shark ini menjadi kebanggaan tersendiri bagi SCU, karena kompetensi di bidang ICT yang mumpuni telah kembali dimplementasikan.

"Ini menunjukkan bahwa kami memiliki peranan penting dalam Mendukung upaya Pertamina mewujudkan tujuan Suistainable Development Goals (SDGs) Poin 14 Life Below Water," ujar Adi dalam pernyataannya, Kamis (4/7/2024). 

Hasil data monitoring pergerakan hiu paus ini akan digunakan oleh PT Pertamina International Shipping (PIS) untuk mempelajari jalur migrasi hiu paus di area perairan Papua, serta menyesuaikan rute pelayaran kapal PIS agar tidak menganggu jalur hiu paus.

Baca juga: Penambangan Pasir Laut Ancam Hiu Berjalan dan Pari Manta yang Hampir Punah

Sementara itu, Direktur Utama Elnusa Bachtiar Soeria Atmadja menjelaskan pihaknya bersemangat dapat berkontribusi dalam program pelestarian hiu paus di Taman Nasional Teluk Cenderawash melalui teknologi tagging.

Menurut Bachtiar, ini merupakan langkah konkret kami dalam mendukung upaya konservasi dan pelestarian lingkungan laut.

"Kerja sama ini tidak hanya menunjukkan komitmen kami terhadap tanggung jawab sosial perusahaan, tetapi juga membuktikan kemampuan kami dalam menghadirkan solusi teknologi yang bermanfaat bagi keberlanjutan ekosistem laut Indonesia," tuntas Bachtiar.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Kekeringan Global Ancam Pasokan Pangan dan Produksi Energi

Pemerintah
Laporan 'Health and Benefits Study 2024': 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Laporan "Health and Benefits Study 2024": 4 Tren Tunjangan Kesehatan Karyawan Indonesia

Swasta
Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Perubahan Iklim Tingkatkan Kekerasan terhadap Perempuan

Pemerintah
Forum 'ESG Edge' Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

Forum "ESG Edge" Inquirer: Kolaborasi Sekolah Swasta dan Negeri Jadi Solusi Holistik Masalah Pendidikan Filipina

LSM/Figur
Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Batik: Menenun Kesadaran untuk Bumi

Pemerintah
Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Ilmuwan Kembangkan Padi yang Lebih Ramah Lingkungan

Pemerintah
Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah Kendalikan Merkuri untuk Jaga Lingkungan dan Kesehatan Manusia

Pemerintah
DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

DPR RI yang Baru Siapkan UU Perkuat Pedagangan Karbon

Pemerintah
Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Kerja sama Transisi Energi Indonesia-Jepang Berpotensi Naikkan Emisi

Pemerintah
Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

Tekan Stunting, Rajawali Nusindo Salurkan 438.000 Bantuan Pangan Pemerintah di NTT

BUMN
Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Kemendagri: Alokasi APBD untuk Pengolahan Sampah Rata-rata Kurang dari 1 Persen

Pemerintah
1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

1,16 Juta Hutan RI Ludes Dilalap Kebakaran, PBB Ungkap Sebabnya

LSM/Figur
Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

Studi Ketimpangan Celios: Harta 50 Orang Terkaya RI Setara 50 Juta Penduduk

LSM/Figur
Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program 'AKSI' di Banjarnegara Jateng

Beri Dampak Positif Masyarakat, Pupuk Indonesia Gelar Program "AKSI" di Banjarnegara Jateng

BUMN
Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

Kawasan Karst Banjir Pengunjung, Ini Strategi Kurangi Dampak Negatifnya

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau