Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyelamatan Badak Jawa Butuh Pendekatan Teknologi, dari Drone sampai AI

Kompas.com - 06/07/2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Pakar Konservasi Satwa Liar dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) Mhd Muhajir Hasibuan mengatakan, pendekatan teknologi dibutuhkan untuk selamatkan badak jawa (Rhinoceros sondaicus) dari kepunahan

"Berbagai pendekatan teknologi mutlak dibutuhkan dalam upaya pengelolaan Badak Jawa," kata Muhajir yang juga Dosen Program Studi Rekayasa Kehutanan Itera, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (3/7/2024);

Di mengatakan pendekatan teknologi yang dapat dilakukan seperti pemanfaatan drone, kamera jebak, dan pengembangan sistem informasi geografis (SIG) berbasis kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) dan internet of things (IoT).

Baca juga: Badak Jawa Banyak Diburu, Strategi Perlindungan Satwa Diterapkan

Berbagai teknologi tersebut dibutuhkan untuk berbagai keperluan seperti menghitung dan memetakan habitat, jalur pergerakan, sumber pakan, ancaman, dan aspek lainnya yang mendukung kelangsungan hidup badak jawa.

“Jangan sampai Badak Jawa menyusul badak di bagian dunia lainnya seperti badak putih utara (Ceratotherium simum cottoni) yang dinyatakan punah di alam maupun secara fungsional,” kata Muhajir.

Dia menambahkan, keterlibatan para pihak diperlukan dalam upaya konservasi badak jawa, tidak hanya pemerintah pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Pemerintah Provinsi Banten, atau segelintir orang saja.

"Karena badak jawa adalah milik dan kebanggaan kita semua. Juga sumber ilmu pengetahuan, serta warisan anak-cucu yang sudah selayaknya harus dijaga bersama," ucapnya.

Baca juga: Menyoal Matinya 26 Badak Jawa di Ujung Kulon oleh Pemburu, Culanya Dijual ke Pasar Gelap Internasional

Menurutnya, pendekatan teknologi diperlukan karena populasi badak jawa makin terancam akibat perburuan.

"Saya menilai konservasi badak bercula satu atau yang biasa dikenal sebagai badak kawa makin hari semakin pelik," kata Muhajir.

Terlebih, satwa yang dilindungi ini belum terbebas dari berbagai ancaman tahunannya, seperti penurunan genetik akibat populasi yang semakin langka.

"Karena sejak memasuki tahun 2000-an, populasi badak jawa tidak pernah lebih dari 80 individu," katanya.

Baca juga: Bunuh 6 Badak Jawa, Warga Pandeglang Divonis 12 Tahun Penjara

Kemudian ancaman distribusi yang semakin sempit dan hanya tersebar di bagian semenanjung Ujung Kulon saja.

Risiko bencana alam, gempa, dan tsunami karena letaknya di bibir pantai dan keberadaan Gunung Api Honje di Ujung Kulon, yang setiap saat dapat mengancam keberlangsungan hidup Badak Jawa.

"Kini muncul pula masalah baru yaitu perburuan yang menyasar badak jawa," kata Muhajir.

Baca juga: 26 Badak Jawa Mati di Tangan Pemburu, Pj Gubernur Banten: Harus Dihukum Setimpal

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
LSM/Figur
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Pemerintah
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Pemerintah
Menteri LH: Kampung Samtama Jakpus Contoh Pengelolaan Sampah Berbasis Warga
Menteri LH: Kampung Samtama Jakpus Contoh Pengelolaan Sampah Berbasis Warga
Pemerintah
Dorong Daur Ulang Plastik di Sekolah, Mesin Penukar Sampah Pertama Hadir di Sukabumi
Dorong Daur Ulang Plastik di Sekolah, Mesin Penukar Sampah Pertama Hadir di Sukabumi
LSM/Figur
Bertemu Raja Inggris, Menteri LH Bahas Komitmen RI Lindungi Biodiversitas
Bertemu Raja Inggris, Menteri LH Bahas Komitmen RI Lindungi Biodiversitas
Pemerintah
Transisi Energi Indonesia: Hijau dalam Narasi, Abu-abu dalam Praktik
Transisi Energi Indonesia: Hijau dalam Narasi, Abu-abu dalam Praktik
LSM/Figur
Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah
Cek Kesehatan Gratis Masuk Desa, Periksa 133 Warga di Cipelah
Pemerintah
Kurangi E-Waste, UE Terapkan Sistem Pelabelan Ponsel Anyar
Kurangi E-Waste, UE Terapkan Sistem Pelabelan Ponsel Anyar
Pemerintah
Membangun Tanpa Merusak, Masyarakat Adat Aru Raih Penghargaan Kelas Dunia
Membangun Tanpa Merusak, Masyarakat Adat Aru Raih Penghargaan Kelas Dunia
LSM/Figur
2025 World Investment Report: Kesenjangan Investasi SDG Kian Melebar
2025 World Investment Report: Kesenjangan Investasi SDG Kian Melebar
Pemerintah
Menteri LH: Jakarta Butuh 5 PLTSa jika Ingin Masalah Sampah Selesai
Menteri LH: Jakarta Butuh 5 PLTSa jika Ingin Masalah Sampah Selesai
Pemerintah
KLH Perkuat Regulasi Sampah, Sebut yang Pertanyakan Insentif Tak Tanggung Jawab
KLH Perkuat Regulasi Sampah, Sebut yang Pertanyakan Insentif Tak Tanggung Jawab
Pemerintah
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
PLTA Dunia Kembali Menggeliat, Didorong Pompa Penyimpan Energi
LSM/Figur
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Ancaman Krisis Besar di Balik Kasus Tesso Nilo
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau