KOMPAS.com - Ghana meresmikan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung yang diklaim sebagai terbesar di Afrika Barat.
PLTS terapung dengan kapasitas 5 megawatt (MW) di atas bendungan tersebut dikembangkan di stasiun pembangkit Bui di wilayah Bono.
Dilansir dari DW, Rabu (10/6/2024), listrik dari PLTS terapung tersebut akan memasok ke jaringan nasional, bersamaan dengan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di sana.
Baca juga: Bendungan Bisa Dimanfaatkan untuk PLTA dan PLTS Terapung
Kehadiran PLTS tersebut memanfaatkan muka air di bendungan, sehingga tidak perlu menebang pohon untuk membuka lahan baru.
Para insinyur mengatakan, PLTS terapung tersebut juga menciptakan lingkungan yang sehat untuk pemijahan ikan di waduk.
Selain itu, kehadiran pembangkit hijau tersebut dapat meningkatkan produksi bibit dan mendukung ekosistem perairan.
Namun, pengembangan PLTS terapung dan PLTA tersebut dinilai masih diliputi kontroversi.
Baca juga: Produsen Mi Instan Manfaatkan PLTS Atap di Pabrik Sidoarjo
Pasalnya, bendungan tersebut menggenangi sekitar seperlima wilayah taman nasional yang berbatasan serta lahan pertanian subur.
Para nelayan yang tinggal di hilir mengatakan, kondisi mereka semakin memburuk sejak bendungan tersebut dibangun.
Namun pembangkit listrik ini membantu Ghana menjadi lebih mandiri dalam hal keenergian dan beralih dari bahan bakar fosil.
Ghana menargetkan dapat memproduksi 10 persen listriknya dari energi terbarukan pada 2030.
Baca juga: BRIN Kembangkan PLTS Terapung Mobile Pertama di RI
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya