Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Assoc. Prof. Dr. Elviandri, S.HI., M.Hum
Dosen Pascasarjana Prodi Magister Hukum UMKT

Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dan Dosen Pascasarjana Prodi Magister Hukum UMKT

Pertambangan Hijau

Kompas.com - 11/07/2024, 09:15 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Di antaranya, Rasulullah bersabda: “barang siapa yang menimbulkan gangguan kepada kaum muslimin di jalan-jalan mereka, pasti ia akan mendapatkan laknat mereka” (HR. Thabrani).

Dalam riwayat lain Rasulullah bersabda: “sesungguhnya Allah itu Maha indah dan suka kepada keindahan” (HR. Muslim).

Kemudian pada riwayat lain: “sesungguhnya Allah itu Maha baik, menyukai kebaikan. Maha bersih, menyukai kebersihan. Sangat murah pemberiannya, menyukai kemurahan. Oleh karena itu bersihkanlah halaman-halaman rumahmu dan pekarangan-pekarangan mu” (HR.Turmudzi).

Rasulullah menjelaskan keutaman orang yang menghilangkan gangguan lingkungan, sebagai berikut: “ketika seseorang berjalan di suatu jalan kemudian ia menemukan dahan berduri, dan diambilnya, maka Allah berterimakasih (dipuji/diterima amalnya) dan mengampuni dosanya” (HR. Al-Bukhari).

Berdasarkan landasan di atas, maka pesan lingkungan dari agama bisa ditransfer dan menjadi inspirasi baru bagi pengelolaan Sumber daya Alam dan lingkungan hidup.

Rumusan fikih lingkungan sejatinya dapat digunakan sebagai panduan tindakan preventif agama supaya perilaku manusia tidak melawan alam.

Menjaga lingkungan bukan lagi sekadar wajib kifayah, melainkan berhukum wajib ‘ain, yakni kewajiban yang hanya bisa gugur apabila setiap insan di muka bumi ini menunaikannya. Inilah produk fiqih lingungan (al-bi’ah) yang mewajibkan menjaga lingkungan dan mengharamkan merusak lingkungan.

Dengan demikian, maka sebagai produk ijtihad fiqih lingkungan (al-bi’ah) hanya akan menjadi lembaran-lembaran tulisan jika tidak dipadu padankan dengan sikap mental yang dibangun melalui pemaknaan atas relasi manusia dan alam yang kemudian bisa kita sebut sebagai paradigm ekosofi.

Ekosofi merupakan penggabungan kata ecology dengan philosophy. Meskipun definisi ekosofi tergolong baru dalam dunia intelektual masa kini, sejatinya, gagasan-gagasan ini sudah muncul dalam tradisi-tradisi sufi di masa lampau.

Kajian-kajian ekosofi lebih mengarahkan manusia untuk lebih membumi. Manusia yang lebih membumi mempunyai pandangan bahwa spesies manusia adalah bagian organik dari bumi dan tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Paradigma antroposentrisme dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan yang berkembang selama ini menyebabkan sederat malapetaka yang terjadi di bumi ini.

Seyyed Hossein Nasr melihat bahwa antroposentrisme telah mengalami pembusukan dari dalam berupa krisis spiritual sehingga rasa menguasai berpadu dengan motif non-ekonomi menyangkut aspek mental-spiritual yang mengendalikan aspek-aspek batin.

Aspek motif non-ekonomi ini ternyata lebih berbahaya dibandingkan motif ekonomi. Krisis lingkungan yang terjadi lebih disebabkan krisis spiritual.

Manusia modern telah melakukan desakralisasi terhadap alam. Alam telah dijadikan sebagai “komoditas/barang” dan harus dipakai serta dinikmati semaksimal mungkin.

Membangun kembali kesadaran spiritualitas yang menyangkut cara pandang manusia, baik dalam skala dirinya, sesamanya, lingkungannya serta terhadap Tuhannya adalah hal yang penting dilakukan.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau