Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konservasi Terumbu Karang, YKAN Rilis Koralestari di Kaltim dan NTT

Kompas.com - 12/07/2024, 18:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN) bersama Global Fund for Coral Reefs (GFCR) dan para mitra lain menginisiasi Program Koralestari untuk kelestarian terumbu karang beberapa wilayah di Indonesia.

Program Koralestari dilaksanakan di tiga wilayah prioritas dengan total luas 4,1 juta hektar, yang mencakup: Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu, Provinsi NTT; Kepulauan Derawan dan Perairan Sekitarnya (KDPS), Berau, Provinsi Kalimantan Timur; dan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Lingga (KKPD Kabupaten Lingga), Provinsi Kepulauan Riau.

"Setelah diluncurkan di Kupang (NTT) pada 1 Juli lalu, kali ini program diluncurkan juga di Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, 9 Juli 2024," kata Direktur Program Kelautan YKAN Muhammad Ilman, dalam keterangannya, dikutip Jumat (12/7/2024). 

Baca juga: Pemanfaatan Goba Terumbu Dapat Sokong Ketahanan Pangan RI

Tujuannya adalah meningkatkan upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui dorongan kegiatan ekonomi biru.

Visi dari program Koralestari adalah transformasi upaya perlindungan dan restorasi terumbu karang melalui pembiayaan berkelanjutan dari Kawasan Konservasi Perairan.

Ini akan berdampak positif terhadap kelestarian terumbu karang, meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar, dan ketahanan pesisir terhadap perubahan iklim.

“Sekitar 90 persen kerusakan terumbu karang disebabkan oleh mata pencaharian masyarakat. Sehingga, dengan terbentuknya kelembagaan, pengelolaan kawasan konservasi bisa lebih efektif sekaligus mampu membantu dalam mengembangkan mata pencaharian masyarakat,” papar Ilman. 

Pentingnya pendanaan dan kolaborasi

Menurut Ilman, ekosistem terumbu karang di Kaltim memiliki potensi yang sangat besar. Selain termasuk ke dalam Segitiga Terumbu Karang (Coral Triangle), sejumlah perairan di Kaltim pun sudah menjadi kawasan konservasi.

"Meski begitu, kawasan konservasi di Kaltim itu masih sulit dijangkau karena belum kuatnya kelembagaan," ungkapnya.

Baca juga: Konservasi Laut, Pupuk Kaltim Turunkan 6.882 Terumbu Karang Sejak 2011

Sementara itu, saat peluncuran program di Samarinda, Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKHL KKP) Muhammad Firdaus Agung mengatakan, dalam mengoptimalkan program Koralestari perlu tiga aspek, yaitu konservasi, pendanaan, dan ekonomi. 

Perbaikan ekosistem terumbu karang melalui Koralestari dapat dipadukan dengan dorongan ekonomi biru yang berkontribusi bagi kesejahteraan masyarakat.

Terumbu karang merupakan ekosistem yang penting bagi kesehatan laut. Secara nasional, program Koralestari mampu berkontribusi bagi kebijakan ekonomi biru dan meningkatkan efektifitas kawasan konservasi,” ujar Firdaus.

Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad menekankan pentingnya kolaborasi. 

Ia berharap, Program Koralestari dapat dijalankan secara kolaboratif antara pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, pemerintah kampung, serta mitra-mitra pembangunan, dengan melihat potensi dan kewenangan masing-masing pihak.

“Nantinya, program Koralestari dapat diintegrasikan dengan rencana strategis kelautan dan perikanan di Kabupaten Berau serta program-program kerja pemerintah lainnya,” ucap Ujang.

Baca juga: Brasil Hadapi Pemutihan Terumbu Karang Terparah akibat Perubahan Iklim

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

Teknologi Pendinginan Bisa Cegah 2 Miliar Ton Emisi Akibat Food Loss

LSM/Figur
Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Kemenko Marves dan IGCN Kolaborasi Pusat Unggulan Rumput Laut

Pemerintah
Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen

Pemerintah
RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

RGE Komitmen Dukung Transisi Energi Hijau, Targetkan 90 Persen Energi Bersih pada 2030

Swasta
Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Berkat Program CSR Vinilon Group dan Solar Chapter, Warga Desa Banuan Kini Merdeka Air Bersih

Swasta
Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan 'ESG Tech Environmental Services'

Kelola Limbah Plastik, Amandina Raih Penghargaan "ESG Tech Environmental Services"

Swasta
PBB: Planet yang Sehat  Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

PBB: Planet yang Sehat Disumbang dari Laut yang Juga Sehat

LSM/Figur
Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Perlindungan Terhadap Biodiversitas Tingkatkan Perekonomian Bangsa

Pemerintah
Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah Ungkap Indonesia Punya Potensi Energi Surya 3.300 GW

Pemerintah
Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Mengintip Strategi Efisiensi Energi Sido Muncul hingga Raih Lestari Awards 2024

Swasta
HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

HUT Ke-70 SGM, Beri Dukungan Gizi dan Pendidikan untuk Generasi Indonesia

Swasta
Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Potensi Laut RI Melimpah, Tapi Baru Sumbang 7,9 Persen PDB

Pemerintah
Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

Standar Penegakan Hukum Jadi Katalis Investasi Keuangan Berkelanjutan

LSM/Figur
Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Sri Mulyani Serukan Sinyaling Harga Karbon Internasional

Pemerintah
China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

China Berkomitmen Terapkan Tata Kelola Keanekaragaman Hayati

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau