KOMPAS.com - Memulai tahun akademik baru pada September 2024, Universitas Kristen Indonesia (UKI) akan menghadirkan mata kuliah "Introduction to AI" atau "Pengenalan kepada Artificial Intelligence" sebagai mata kuliah wajib bagi mahasiswa baru di delapan fakultas UKI.
Hal ini merupakan salah satu inisiatif kolaborasi UKI dan University of Southern California (USC), universitas terkemuka dari Amerika Serikat.
Mata kuliah “Introduction to AI” mencerminkan komitmen UKI dalam memberikan pendidikan yang relevan dan mutakhir kepada para mahasiswanya dan upaya membentuk pusat kecerdasan buatan (AI Center) berbasis universitas.
Rektor UKI Dhaniswara K. Harjono mengatakan, nantinya, mahasiswa baru dari delapan fakultas diharapkan bisa menerapkan pengetahuan mengenai AI.
Baca juga: Tingkatkan Kapasitas Digital Mahasiswa Medan, Workshop Generative AI Digelar
“Mahasiswa baru dari delapan fakultas di UKI, diharapkan dapat mengembangkan pemahaman awal tentang AI dan mulai menerapkan pengetahuan tersebut dalam berbagai konteks, baik akademik maupun profesional," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (12/7/2024).
Adapun delapan fakultas tersebut terdiri dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Fakultas Sastra dan Bahasa (FSB), Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), Fakultas Kedokteran (FK), Fakultas Teknik (FT), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL), dan Fakultas Vokasi,
Mata kuliah “Introduction to AI” dirancang untuk memperkenalkan mahasiswa pada dasar dasar AI, termasuk perkembangan AI dari tahun 1955 sampai dengan saat ini.
Pemahaman AI secara mendasar diharapkan mendorong mahasiswa untuk menjadi inovator dan pemimpin masa depan.
Dengan meningkatnya peran AI dalam berbagai aspek kehidupan, semua mahasiswa UKI dari berbagai disiplin ilmu akan dibekali untuk menjadi inovator dan pemimpin di berbagai bidang dan profesi yang mereka jalankan di masa depan.
Pada tahun 2030, AI diperkirakan akan berkontribusi pada pendapatan domestik bruto (PDB) global sebesar US$ 3 triliun atau sekitar Rp 47.295 triliun, serta menjadi salah satu pendorong utama yang mendisrupsi berbagai jenis pekerjaan.
Hal ini mendorong pentingnya pendidikan AI bagi generasi muda, agar siap beradaptasi dengan perubahan dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh perkembangan teknologi AI ini.
Baca juga: Karena AI, Emisi Karbon Google Meroket 48 Persen
Pembina Yayasan UKI Edwin Soeryadjaya mengatakan, inisiatif ini merupakan langkah penting untuk mempersiapkan mahasiswa menghadapi tantangan dan peluang yang muncul di era Generative AI.
"Pendidikan AI tidak hanya memberikan pengetahuan teknis, tetapi juga membekali mahasiswa dengan keterampilan analitis dan berpikir kritis yang sangat diperlukan di dunia kerja saat ini,” paparnya.
Sementara itu, Project Advisor UKI AI Center Holip Soekawan menjelaskan, menjadikan mata kuliah pengantar AI sebagai mata kuliah wajib bagi seluruh mahasiswa UKI adalah langkah besar ke depan.
"Ini menunjukkan komitmen universitas untuk merangkul perubahan dan mengikuti perkembangan terbaru yang memengaruhi masyarakat, yang pasti akan didorong oleh AI,” ujar Holip yang juga alumni USC dan anggota Dewan Pembina di Yayasan Alumni USC Indonesia.
Langkah ini menjadi inisiatif untuk mempersiapkan mahasiswa untuk menghadapi tantangan global yang semakin kompleks dan memanfaatkan peluang yang ditawarkan oleh revolusi teknologi AI .
“Dengan kolaborasi antara UKI dan USC dalam membentuk AI Center berbasis universitas, mahasiswa UKI akan mendapatkan akses ke sumber daya dan keahlian terbaik di bidang AI dan mempersiapkan untuk menjadi bagian dari generasi penerus yang akan memimpin perkembangan teknologi di masa depan,” tutup Ketua Pengurus Yayasan UKI Edward Sirait.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya