Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

Makassar-Australia Berkongsi, Bangun Infrastruktur Hijau di Permukiman Kumuh

Kompas.com, 19 Juli 2024, 14:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Masyarakat Kota Makassar bersama Monash University (Australia) dan Universitas Hasanuddin (Indonesia) telah menyelesaikan proyek peningkatan kualitas lingkungan tempat tinggal, untuk meningkatkan ketahanan masyarakat di permukiman kumuh.

Proyek ini menghasilkan hal positif yang memperkuat ketahanan masyarakat terhadap perubahan iklim, serta memperluas akses sanitasi dan layanan air untuk saat ini maupun di masa depan.

Adapun perbaikan kualitas lingkungan tempat tinggal tersebut merupakan bagian dari Revitalism Informal Settlement Empowerment (RISE) Program.

Baca juga: 8 dari 100 Rumah Tangga Indonesia Hidup di Tempat Tinggal Kumuh

RISE adalah program penelitian multi-negara yang memiliki visi meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan penduduk di permukiman kumuh perkotaan, dengan memperbaiki kondisi wilayah komunitas tersebut tinggal.

Co-Director RISE dari Monash University Profesor Diego Ramirez-Lovering mengatakan, saat ini terdapat satu miliar orang yang tinggal di permukiman kumuh. Angka tersebut diperkirakan akan bertambah hingga 3 miliar jiwa pada 2050.

"Permukiman kumuh saat ini dipenuhi oleh orang-orang yang akan menjadi masyarakat kelas menengah di masa depan. Maka dari itu, mereka harus mendapat dukungan dari lingkungan berkelanjutan dan pertumbuhan kota-kota yang bertanggung jawab di negara-negara berpendapatan rendah dan menengah," ujarnya dalam pernyataan tertulis, dikutip Jumat (19/7/2024). 

Namun, kata dia, pemerintah masih menghadapi berbagai tantangan dalam mengimbangi pertumbuhan penduduk yang pesat.

"Jadi, kita perlu segera mengembangkan pendekatan yang dapat memperbaiki kondisi kehidupan saat ini, terutama ketika masyarakat memainkan peran penting dalam mengembangkan solusi yang paling sesuai untuk mereka," imbuhnya. 

Sementara itu, Pemerintah Kota Makassar juga mendukung inisiatif seperti RISE, yang menyediakan sumber air berkelanjutan dan ramah lingkungan di wilayah perkotaan.

"Makassar adalah kota yang berpikiran maju dan mendukung peluang untuk menciptakan kesehatan dan kesejahteraan yang lebih baik bagi semua orang. RISE adalah bagian penting dari rencana kami untuk menerapkan solusi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan," ujar Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto. 

Pemberdayaan di lingkungan kumuh

Revitalism Informal Settlement Empowerment (RISE) Program di Makassar. Dok. Monash University Revitalism Informal Settlement Empowerment (RISE) Program di Makassar.

Melalui proyek terkait, lebih dari 1.400 penduduk di 325 rumah tangga yang tinggal di permukiman kumuh telah menerima beberapa solusi yang meliputi:

  • Solusi ramah lingkungan – sistem pengolahan limbah lahan basah berbasis alam
  • Solusi teknis – perbaikan drainase dan pembuatan jalur limpahan air untuk menangani banjir
  • Solusi cerdas – sistem saluran pembuangan bertekanan yang terhubung ke internet untuk mengalirkan limbah dari dataran rendah

Uji coba pertama terkait penerapan rangkaian infrastruktur ini, dinilai berhasil menjadi solusi dalam meningkatkan kualitas hidup di permukiman kumuh perkotaan di negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah.

Baca juga: Wujudkan SDGs, SMF Benahi Kawasan Kumuh di Kota Seribu Masjid

Untuk diketahui, permukiman kumuh rentan terhadap kombinasi bahaya kontaminasi lingkungan yang mempengaruhi kesehatan dan kesejahteraan penghuninya. Bahkan kini, diperparah oleh tantangan perubahan iklim.

Tujuan utama program ini termasuk menghapus risiko kontaminasi limbah rumah tangga di lingkungan tempat tinggal, yang merupakan penyebab utama stunting dan buruknya perkembangan kognitif pada anak-anak.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Baca tentang


Terkini Lainnya
Dari Tanah “Sakit” ke Lumbung Harapan, Ini Kisah Pengawalan Pertanian Jaga Ketahanan Pangan Desa
Dari Tanah “Sakit” ke Lumbung Harapan, Ini Kisah Pengawalan Pertanian Jaga Ketahanan Pangan Desa
BUMN
Kebijakan Pelarangan Sawit di Jabar Disebut Tak Berdasar Bukti Ilmiah
Kebijakan Pelarangan Sawit di Jabar Disebut Tak Berdasar Bukti Ilmiah
LSM/Figur
Sampah Campur Aduk, Biaya Operasional 'Waste to Energy' Membengkak
Sampah Campur Aduk, Biaya Operasional "Waste to Energy" Membengkak
LSM/Figur
Biaya Kelola Limbah Setara Beli Popok Baru, Padahal Fibernya Punya Banyak Potensi
Biaya Kelola Limbah Setara Beli Popok Baru, Padahal Fibernya Punya Banyak Potensi
LSM/Figur
Inovasi Jaring Bertenaga Surya, Kurangi Penyu yang Terjaring Tak Sengaja
Inovasi Jaring Bertenaga Surya, Kurangi Penyu yang Terjaring Tak Sengaja
Pemerintah
Kebijakan Iklim yang Sasar Gaya Hidup Bisa Kikis Kepedulian pada Lingkungan
Kebijakan Iklim yang Sasar Gaya Hidup Bisa Kikis Kepedulian pada Lingkungan
Pemerintah
 RI Belum Maksimalkan  Pemanfaatan Potensi Laut untuk Atasi Stunting
RI Belum Maksimalkan Pemanfaatan Potensi Laut untuk Atasi Stunting
LSM/Figur
Langkah Membumi Ecoground 2025, Gaya Hidup Sadar Lingkungan Bisa Dimulai dari Ruang Publik
Langkah Membumi Ecoground 2025, Gaya Hidup Sadar Lingkungan Bisa Dimulai dari Ruang Publik
Swasta
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Target Swasembada Garam 2027, KKP Tetap Impor jika Produksi Tak Cukup
Pemerintah
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
Kebijakan Mitigasi Iklim di Indonesia DInilai Pinggirkan Peran Perempuan Akar Rumput
LSM/Figur
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
KKP: 20 Juta Ton Sampah Masuk ke Laut, Sumber Utamanya dari Pesisir
Pemerintah
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
POPSI: Naiknya Pungutan Ekspor Sawit untuk B50 Bakal Gerus Pendapatan Petani
LSM/Figur
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Suhu Global Tetap Tinggi, meski Siklus Alami Pemanasan El Nino Absen
Pemerintah
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Rantai Pasok Global Bisa Terganggu akibat Cuaca Ekstrem
Swasta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
DLH Siapkan 3.395 Petugas Kebersihan, Angkut Sampah Saat Tahun Baru Jakarta
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Rp
Minimal apresiasi Rp 5.000
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau