“Mungkin banyak pengunjung yang tertarik dengan tema unik kain-kain batik kami yang terinspirasi ikon-ikon unik dari mata pelajaran, seperti matematika, fisika, kimia, biologi, dan olahraga,” jelas Dheni.
Dia menambahkan jika Guru Batik berhasil mengemas cerita di setiap motif kainnya untuk menjadi branding yang kuat, “Hal ini menyebabkan brand kami dapat langsung melekat ke pikiran pengunjung," jelas Dheni.
Pengalaman berbeda dibagikan Puri Wening Minarti, pemilik dari Tongkonan Qufe. Saat Pameran AKI di Magelang lalu, produsen kopi organik dari daerah Toraja ini memberikan sample gratis kopi seduhan per varian single origin.
Sisi edukasi ke pengunjung juga ditonjolkan agar mereka lebih mengapreasiasi setiap perjalanan pembuatan kopi dari mulai penanaman yang melibatkan penyandang disabilitas dan pemberdayaan petani wanita, hingga pengolahan limbah pascapanen menjadi produk minuman dan kerajinan.
Ada juga pengalaman dari Marica.Id, produsen media pembelajaran digital anak sekolah dasar. Untuk gelaran AKI 2024, Senie Destya, founder Marica.id mengajukan Game Digital berjudul Petualangan Marica.
Baca juga: Kemenkop-UKM Ungkap Produk Impor Ilegal Terbukti Matikan Sektor UMKM
“Tujuan kami kami di pameran AKI 2024 adalah untuk mendapatkan awareness dan publikasi media untuk mengenalkan produk Marica dan mengumpulkan data peminat," ungkap Senie Destya.
"Kami memberikan promo bermain game gratis buku digital di pameran AKI 2024. Pengunjung sangat antusias Ketika mencoba game kami, ditambah lagi mereka dapat langsung mengeksplorasi berbagai produk kami buku dan activity kit,” tutup Senie.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya