Ia berharap, pemerintah dapat memastikan ada kurikulum sekolah yang memuat isu penyebab dan dampak stunting bagi anak-anak
Hasil penelitian itu juga merefleksikan Indeks Kelaparan Global (GHI) tahun 2023 yang menempatkan Indonesia di peringkat ke-77 dari 125 negara.
Masalah stunting juga masih menjadi pekerjaan besar. Status gizi anak Indonesia usia di bawah 5 tahun pada tahun 2023 menunjukkan 21,5 persen anak mengalami stunting dan 15,9 persen anak masih mengalami berat badan kurang.
Selain itu, berdasarkan data Survei Kesehatan Indonesia pada 2023, prevalensi gizi buruk naik dari 7.7 persen di tahun 2022 menjadi 8,5 persen di 2023.
Baca juga: Gizi Buruk Tingkatkan Jumlah Penderita Anemia di Indonesia
Ketua Tim Kerja Kesehatan Anak Usia Sekolah dan Remaja, Direktorat Gizi dan KIA, Kemenkes RI, Weni Kusumaningrum mengapresiasi kampanye ENOUGH.
“Pemerintah sangat mengapresiasi langkah WVI dalam meluncurkan kampanye ENOUGH ini, terutama hasil penelitian yang dilakukan oleh anak-anak sendiri. Hal ini mendukung upaya pemerintah dalam mengentaskan kasus stunting dan malnutrisi di Indonesia. Kami menghimbau masyarakat luas untuk mendukung Kampanye ENOUGH ini,” ujar Weni.
Sementara itu, Angelina menyampaikan bahwa isu malnutrisi dan stunting menghantui hak hidup serta merampas potensi yang dimiliki anak-anak.
“Dengan keterlibatan berbagai pihak dan masyakat, kita dapat meningkatkan gizi anak Indonesia bersama-sama,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya