KOMPAS.com - Optimalisasi peran Inovasi Teknologi Sektor Keuangan (ITSK) akan mempercepat terintegrasinya ekonomi keuangan digital ke dalam perekonomian Indonesia, sehingga berdampak positif bagi perkembangan lembaga jasa keuangan.
Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto (IAKD) OJK Hasan Fawzi mengatakan, penyelenggaraan Forum Komunikasi Industri Jasa Keuangan (FKIJK) diharapkan menjadi bentuk kolaborasi nyata dari seluruh pemangku kepentingan dalam upaya mengakselerasi tingkat adopsi teknologi informasi yang terkait dengan inovasi digital dan ITSK.
Sebagaimana diketahui, FKIJK digelar di kantor OJK Bali dengan mengundang PT Izi Data Indonesia dan PT Ammana Fintek Syariah untuk melakukan penandatanganan kerjasama.
Baca juga: Petani Difabel di Poso Berdaya Lewat Program Inklusi dan Berkelanjutan
Menurut Fauzi, kemitraan antar-pemangku kepentingan ini akan mendorong terciptanya ekosistem keuangan digital yang kondusif dan kolaboratif.
"Pada akhirnya memungkinkan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) untuk mengeksplorasi dan mengembangkan layanan keuangan berbasis inovasi digital yang inklusif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang terus berkembang," tambah Fauzi dikutip Kompas.com, Sabtu (26/7/2024).
PT Izi Data Indonesia sebagai salah satu perusahaan penyelenggara ITSK telah lulus dari Regulatory Sandbox OJK tahun 2024, akan terus gencar menjalin kolaborasi.
Perseroan menjalin kerja sama dengan LJK seperti Bank, Multifinance, Peer to Peer Lending, dan Insurance.
Kolaborasi ini bagian dari optimalisasi ITSK dalam mengakselerasi industri jasa keuangan (IJK) sesuai dengan harapan OJK.
OJK juga memastikan inovasi dan pengembangan teknologi di sektor keuangan dilakukan secara bertanggung jawab dengan pengelolaan risiko yang baik.
Baca juga: Pondok Pesantren Punya Peran Besar Tingkatkan Inklusi Keuangan
Maka POJK Nomor 3 tahun 2024 mengenai penyelenggaraan ITSK dibuat untuk mendukung pengembangkan dan menguji keandalan produk, aktivitas, layanan, dan model bisnisnya.
Seiring dengan hal tersebut, PT Izi Data Indonesia yang dalam model bisnisnya menggunakan teknologi Big Data dan AI, akan menghasilkan layanan credit scoring.
CEO PT Izi Data Indonesia Sigit Eka Pratama mengatakan, perusahaan ICS berperan memetakan profil risiko dari calon nasabah (borrower) pemberi kredit yang hasilnya digunakan untuk memutuskan calon nasabah tersebut layak mendapat pembiayaan.
Jika dianggap layak, akan dipetakan potensi risiko yang menjadi dasar seberapa besar pinjaman dapat disalurkan.
"Kami berkomitmen untuk mengakselerasi literasi dan inklusi keuangan di Indonesia. Hal ini pun didukung PT Ammana Fintek Syariah," kata Sigit.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya