Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti ITB: Teknologi "Co-Processing" Jadi Solusi Hijau Industri Semen Indonesia

Kompas.com - 03/08/2024, 19:00 WIB
Yohanes Enggar Harususilo

Penulis


KOMPAS.com - Kepala Grup Riset Pengelolaan Udara dan Limbah dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Prof. Puji Lestari mengatakan teknologi co-prosessing pada industri semen dapat mengurangi konsumsi sumber daya alam (SDA).

Hal ini diungkapkan Prof. Puji Lestari dalam "Exchange Programme on Waste Heat Recovery" yang digelar di Jakarta, Senin 29 Juli 2024.

Program yang digelar 29-30 Juli 2024 ini merupakan inisiatif United Nations Industrial Development Organization (UNIDO) dan bertujuan mendorong kolaborasi dalam implementasi industri semen berkelanjutan antara Indonesia dan China.

“Co-processing limbah pada kiln (alat pembakar bahan mentah semen menjadi bahan semen setengah jadi) semen dapat mengurangi konsumsi sumber daya alam (batu bara dan bahan alami lainnya)," ujar Prof. Puji.

Prof. Puji Lestari menambahkan, hal ini mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca dalam rangka program dekarbonisasi di Indonesia.

Dia menambahkan co-processing di kiln semen merupakan alternatif pengelolaan sampah dan limbah dengan dampak minimum terhadap polusi udara, karena proses suhu tinggi di kiln semen dapat mengurangi pembuangan dan pembakaran terbuka.

Menurutnya, hal itu penting mengingat Indonesia termasuk salah satu negara yang menghasilkan sampah dan limbah dalam jumlah sangat besar dan berpotensi menyebabkan polusi udara yang tinggi.

”Perlu diingat bahwa setiap jenis pengelolaan limbah juga dapat berkontribusi terhadap polusi udara dan emisi gas rumah kaca," Prof. Puji Lestari.

Dalam kesempatan sama, Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian, Andi Rizaldi, menyampaikan UU No. 3 Tahun 2014 tentang Perindustrian mengamanatkan industri mengutamakan efisiensi dan efektivitas dalam proses produksinya.

Termasuk dengan menggunakan sumber daya secara berkelanjutan sehingga mampu menyelaraskan pembangunan industri dengan kelestarian fungsi lingkungan hidup.

Andi menyampaikan, pemerintah juga sudah membuat sejumlah inisiatif industri hijau di antaranya peta jalan dekarbonisasi industri, e-mobilitas, standardisasi dan penghargaan industri hijau, penguatan kebijakan energi baru dan terbarukan, hingga sertifikasi industri hijau.

Baca juga: PLN Suplai Listrik Hijau Lewat GEAS, Dorong Dekarbonisasi Industri

Dia menyampaikan, pemerintah juga turut mendorong pengembangan produk hijau dan penerapan teknologi hijau, hingga restrukturisasi peralatan atau teknologi industri rendah karbon dan hemat energi.

"Selain itu, Pemerintah juga juga memiliki sejumlah program pengurangan emisi gas rumah kaca," tegasnya.

UNIDO, Delegasi China dan sejumlah perusahaan semen melakukan kunjungan ke Indocement, di kawasan Citereup, Bogor, Selasa (30/7/2024).DOK. UNINDO UNIDO, Delegasi China dan sejumlah perusahaan semen melakukan kunjungan ke Indocement, di kawasan Citereup, Bogor, Selasa (30/7/2024).

Industri semen, lanjut Andi, termasuk menjadi salah satu sub sektor industri prioritas dalam peta jalan dekarbonisasi dan peta jalan perdagangan karbon yang saat ini dikembangkan Kementerian Perindustrian.

Industrial Development Officer, Montreal Protocol Unit, Yunrui Zhou mengatakan melalui proyek UNIDO “South-South and Triangular Industrial Cooperation (SSTIC)” industri semen Indonesia dan China akan berbagi pengalaman mengenai implementasi teknologi co-processing.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau