Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/08/2024, 17:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Food waste atau sampah makanan merupakan masalah besar yang terjadi di berbagai belahan dunia.

Dilansir dari Earth.org, sekitar sepertiga dari semua makanan untuk dikonsumsi manusia terbuang atau hilang. Di sisi lain, sampai saat ini, lebih dari 800 juta orang menderita kekurangan gizi parah.

Selain mubazir, limbah makanan berdampak negatif terhadap lingkungan, ekonomi, ketahanan pangan, dan gizi.

Baca juga: 6 Tip Kurangi Sampah Makanan Selama Bulan Puasa

Menangani masalah ini secara optimal menjadi tantangan besar di tahun-tahun mendatang.

Dilansir dari Earth.org, berikut 18 fakta mengejutkan tentang sampah makanan atau food waste yang perlu menjadi perhatian.

1. Sekitar 1,3 miliar ton makanan yang diproduksi dan dimaksudkan untuk konsumsi manusia terbuang atau hilang setiap tahunnya. Ini cukup untuk memberi makan 3 miliar orang. Nilai makanan yang terbuang tersebut mencapai 1 triliun dollar AS.

2. Sampah makanan membuang seperempat dari persediaan air kita dalam bentuk makanan yang tidak dimakan. Itu setara dengan 172 miliar dollar AS dalam bentuk air yang terbuang.

3. Dengan memperhitungkan semua sumber daya yang digunakan untuk pertanian, sampah makanan menggunakan hingga 21 persen air tawar, 19 persen pupuk, 18 persen lahan pertanian, dan 21 persen volume tempat pembuangan sampah.

4. Air yang digunakan untuk memproduksi makanan yang terbuang dapat digunakan oleh 9 miliar orang dengan sekitar 200 liter per orang per hari.

Baca juga: Kurangi Sampah Makanan saat Ramadhan, Kontribusi Lestarikan Bumi

5. Makanan yang saat ini terbuang di Eropa dapat memberi makan 200 juta orang, di Amerika Latin 300 juta orang, dan di Afrika 300 juta orang.

6. Kehilangan dan pemborosan pangan menyumbang sekitar 4,4 gigaton emisi gas rumah kaca (GRK) setiap tahunnya.

7. Jika kehilangan pangan adalah sebuah negara, maka negara tersebut akan menjadi penghasil emisi GRK terbesar ketiga di dunia setelah China dan AS.

8. Negara maju dan berkembang membuang atau kehilangan pangan dalam jumlah yang hampir sama setiap tahunnya, masing-masing sebesar 670 dan 630 juta ton.

9. Jika 25 persen saja makanan yang saat ini hilang atau terbuang secara global diselamatkan, itu akan cukup untuk memberi makan 870 juta orang di seluruh dunia.

10. Kehilangan pangan mengakibatkan hilangnya pendapatan bagi petani dan harga yang lebih tinggi bagi konsumen.

Baca juga: Ozon Bisa Jadi Solusi Kurangi Sampah Makanan di Indonesia

11. Di negara-negara berkembang, 40 persen dari kerugian terjadi pada tahap pascapanen dan pemrosesan. Lebih dari 40 persen kerugian di negara-negara maju terjadi pada tingkat retail dan konsumen.

12. Wilayah yang lebih luas dari China dan 25 persen dari pasokan air tawar dunia digunakan untuk menanam makanan yang tidak pernah dimakan.

13. Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs) bertujuan mengurangi separuh pemborosan makanan global per kapita di tingkat ritel dan konsumen. SDGs juga menargetkan dapat mengurangi kehilangan makanan di sepanjang rantai produksi dan pasokan, termasuk kehilangan pascapanen.

14. Promosi di supermarket dapat menyebabkan lebih banyak pemborosan makanan. Kita mungkin membeli lebih banyak makanan yang tidak kita butuhkan jika tergiur dengan promo.

Baca juga: Tidak Hanya Irit, Kebiasaan Bawa Bekal Ternyata Juga Bisa Kurangi Sampah Makanan

15. Di Eropa, sekitar 40 sampai 60 persen ikan yang ditangkap dibuang karena tidak memenuhi standar kualitas supermarket.

16. Di AS, limbah organik merupakan sumber emisi metana terbesar. Metana merupakan GRK yang memiliki daya pemanasan 80 kali lebih kuat dari karbon dioksida.

17. Tren seperti "mukbang" di mana tokoh dan influencer media sosial menyiarkan langsung video mereka makan berlebihan menyebabkan pemborosan makanan berlebih.

18. Jika kita berhenti membuang makanan, kita dapat menghemat setara dengan 17 metrik ton karbon dioksia. Itu setara dengan menjaga lima mobil tidak berada di jalan di Inggris.

Baca juga: Jadi Penyumbang Terbesar, Yuk Bantu Kurangi Sampah Makanan dengan 4 Tip Ini

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau