Menurutnya, mengintegrasikan upaya keberlanjutan ke dalam strategi bisnis inti dan memastikan komitmen dari pimpinan tertinggi adalah kunci untuk mengatasi tantangan terkait akuntabilitas dan metrik.
“Kepemimpinan yang kuat memastikan tujuan keberlanjutan dapat diprioritaskan dan selaras dengan misi serta visi perusahaan secara keseluruhan,” ujar dia.
Lebih lanjut, studi juga menunjukkan bahwa para pemimpin bisnis di Indonesia semakin khawatir tentang greenwashing, yang mendorong kebijakan keberlanjutan yang lebih ketat, perencanaan yang lebih hati-hati, dan investasi yang lebih besar dalam sumber daya keberlanjutan.
Sementara 72 persen pemimpin bisnis di Indonesia percaya bahwa target dekarbonisasi dapat dicapai, hanya 46 persen yang memiliki rencana yang sesuai dengan Perjanjian Paris.
Fakta ini menunjukkan perlunya struktur tata kelola yang lebih kuat dan mekanisme akuntabilitas yang lebih jelas.
Selain itu, teknologi juga merupakan hal penting dalam mendefinisikan ulang proses bisnis dan rantai pasokan, memungkinkan organisasi yang tangguh untuk fokus pada penciptaan nilai jangka panjang.
Teknologi canggih mengoptimalkan penggunaan sumber daya, mengurangi limbah, dan meningkatkan efisiensi di seluruh operasi.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya