Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petani di Banyuwangi Didorong untuk Hilirisasi Produk Pertanian

Kompas.com, 9 Agustus 2024, 14:30 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

BANYUWANGI, KOMPAS.com - Petani didorong untuk melakukan hilirisasi produk pertanian guna memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat. Salah satu yang potensial untuk dikembangkan adalah buah naga.

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim menyampaikan produk olahan turunan buah naga sangat memungkinkan dikembangkan.

Apalagi, kesegaran buah naga relatif cukup pendek, sehingga butuh pengolahan agar tetap bermanfaat dan bernilai.

Baca juga:

“Karena cepat busuk juga, jadi membutuhkan olahan agar harganya tetap stabil. Itu sangat bisa. Olahannya nanti tinggal dilatih, maunya apa? Misal sale, keripik, bolu,” ujar Arif saat ditemui di Banyuwangi, Rabu (7/8/2024).

Hal itu ia sampaikan saat berdialog dengan para petani buah naga dari Poktan Tunas Sejahtera, binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Desa Temurejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur.

Mengingat masa kesegaran buah naga yang tidak lama, Arif menekankan perlunya mengembangkan produk olahan dari buah naga menjadi aneka produk lain.

"Tinggal bagaimana para petani, ingin mengembangkan produk olahan apa. Kami bersama YDBA dapat melakukan pendampingan dan pelatihan," imbuhnya.

Terlebih lagi, saat ini, buah naga sudah menjadi ikon dan produk unggulan dari Banyuwangi.

Oleh karena itu, ia berharap agar ekosistem buah naga dari mulai proses tanam, produksi, kemasan, hingga pasar, dapat semakin diperkuat.

Dorong kolaborasi dan koperasi

Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim berkunjung ke petani buah naga dari Poktan Tunas Sejahtera, binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Desa Temurejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Rabu (7/8/2024). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM (SesKemenKopUKM) Arif Rahman Hakim berkunjung ke petani buah naga dari Poktan Tunas Sejahtera, binaan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) di Desa Temurejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, pada Rabu (7/8/2024).

Lebih lanjut, Arif mengatakan bahwa para petani yang ingin mengembangkan hasil panennya untuk tidak perlu khawatir. Selain bantuan permodalan, ia juga mendorong para petani agar bisa tergabung dalam koperasi.

"Selain itu penting untuk berkoperasi karena dengan berkoperasi akan lebih mudah bagi anggotanya mengakses peralatan dengan harga lebih murah agar bisa mengolah produk dari buah naga," tutur Arif.

Menurutnya, pemerintah melalui dinas setempat dapat membantu dengan memberikan model pelatihan dan pendampingan, agar petani bisa menjadi semakin mandiri.

Baca juga:

Ia juga menyampaikan bahwa sudah merupakan tugas pemerintah, untuk memberi bantuan fasilitas pembiayaan kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Startup Biodiversitas Tarik Investor Beragam, Namun Raih Modal Kecil
Pemerintah
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
FAO Peringatkan Degradasi Lahan Ancam Miliaran Orang
Pemerintah
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Rapor Merah dan Hitam PROPER 2025, Perusahaan Bisa Diawasi dan Kena Sanksi
Pemerintah
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Aset Dana Iklim Global Cetak Rekor 644 Miliar Dollar AS di Awal 2025
Swasta
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Maybank Indonesia Siapkan Rp 3,3 Triliun untuk Proyek Energi Bersih PLN Batam
Swasta
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
The Habibie Center Gandeng OAC Taiwan Perkuat Tata Kelola Sampah Laut Indo-Pasifik
LSM/Figur
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
TNFD dan UN SSE Rilis Alat Pelaporan Alam untuk Bursa Saham Global
Swasta
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Krisis Plastik Kian Parah, Raksasa Bisnis Dunia Sepakat Desak Regulasi Baru
Swasta
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Cek Kesehatan Gratis Ungkap, 95 Persen Orang Indonesia Kurang Gerak, 32 Persen Obesitas
Pemerintah
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
Fenomena Aneh: Hiu Paus Muda Makin Sering Terdampar di Indonesia, Naik Lima Kali Lipat Sejak 2020
LSM/Figur
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
Perempuan Aceh dan Peran Budaya dalam Membangun Citra Tanah Rencong di Dunia
LSM/Figur
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Kita Tak Bisa Menghindar Lagi, Suhu Bumi Naik Minimal 2,3 Derajat Celsius
Pemerintah
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Menhut Janjikan Pengakuan 1,4 Juta Ha Hutan Adat di Forum Internasional
Pemerintah
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
36 Tambang Ilegal di Merapi Ditindak, Kemenhut Siap Pulihkan Ekosistem
Pemerintah
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Lestarikan Lagi Tenunan Berpewarna Alami, BCA Libatkan 32 Penenun Songket Melayu
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau