KOMPAS.com - Transfer kredit kabon dari Korea Selatan (Korsel) ke Indonesia menjadi salah satu investasi yang diproyeksikan akan meningkat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pusat Kerja Sama Bisnis Indonesia-Korsel Lee Hyoyon, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (28/8/2024).
"Saat ini transfer kredit karbon ini memang masih belum dapat dilakukan. Namun, pemerintah berusaha menyelesaikan masalah ini," kata Lee.
Baca juga: Jepang-Singapura Kerja Sama Proyek Penangkapan dan Penyimpanan Karbon
Sementara, investasi di sektor keuangan seperti perbankan, asuransi dan layanan terkait digitalisasi juga diperkirakan akan terus berlanjut.
Dia menambahkan, karakteristik utama investasi Korsel-Indonesia adalah investasi dilakukan secara bersamaan di berbagai bidang.
"Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan Korsel mengakui Indonesia sebagai mitra dalam pembangunan ekonomi, dan hal ini merupakan hal yang sangat positif bagi kerja sama antara kedua negara," ucap Lee.
Sementara itu, Wakil Duta Besar Korsel untuk Indonesia Park Soo-deok mengatakan, negaranya ingin menggandakan volume perdagangan dengan Indonesia di masa mendatang.
Baca juga: Tak Kunjung Diterapkan, Pajak Karbon Masih Tunggu Regulasi Pemerintah
"Korsel ingin berinvestasi lebih banyak di Indonesia, dan kami ingin menggandakan volume perdagangan," kata Park di sela-sela Forum Kemitraan Ekonomi Indonesia-Korea yang digelar di Jakarta, Rabu.
Dia menuturkan, volume perdagangan antara Indonesia dan Korsel saat ini mencapai lebih dari 20 miliar dollar AS atau sekitar Rp308,2 triliun.
Ke depan, dia berharap volume perdagangan tersebut dapat ditingkatkan hingga dua kali lipat.
Terkait hubungan bilateral antara kedua negara, ia mengatakan bahwa Indonesia adalah satu-satunya negara di Asia Tenggara yang memiliki kemitraan strategis khusus dengan Korsel.
Baca juga: Berapa Banyak Emisi Karbon yang Dihasilkan Jet Pribadi?
Itu berarti, ujar Park, Korsel menganggap Indonesia sebagai mitra yang sangat penting sehingga mereka berharap dapat menjalin hubungan yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Dalam upaya meningkatkan volume perdagangan kedua negara, Park menyebutkan beberapa sektor yang ingin ia tingkatkan investasinya di Indonesia.
Sektor-sektor tersebut antara lain dalam pembuatan baja, mobil listrik, industri petrokimia, dan juga pada layanan kesehatan.
Baca juga: Mangrove dan Padang Lamun Berpotensi Jadi Gudang Karbon Biru RI
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya