Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/08/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

 

KOMPAS.com - Gabungan atau sistem hibrida antara pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pumped hydro energy storage (PHES) disebut menjadi solusi memastikan pasokan energi listrik nasional yang berkelanjutan.

Hal tersebut disampaikan Perekayasa Ahli Utama Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi (PRKKE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andhika Prastawa dalam diskusi di Hotel Santika, Bogor, Kamis (22/8/2024).

PHES pada dasarnya adalah sebuah pembangkit tistrik tenaga air (PLTA). Bedanya PLTA memanfaatkan langsung air dari bendungan di elevasi yang lebih tinggi dengan mengalir sesuai hukum gravitasi ke bawah hingga menghasilkan listrik.

Baca juga: Hadapi Perubahan Iklim, Kota di Pesisir Harus Beradaptasi Lebih Cepat

Sementara itu dalam PHES, ada pompa yang mengalirkan air dari bawah ke bendungan. Tampungan air dari bendungan inilah yang nantinya dimanfaatkan untuk membangkitkan listrik dalam sistem PLTA.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Andhika menuturkan, dalam sistem hibrida tersebut, energi listrik yang dihasilkan dari PLTS dapat menyuplai permintaan atau beban pada siang hari.

Sedangkan PHES dapat beroperasi untuk melayani beban pada malam hari atau saat PLTS tidak menghasilkan listrik. 

"Desain sistem ini membutuhkan penghitungan yang cermat agar kedua sumber energi tersebut dapat bekerja secara optimal dan saling melengkapi. Sehingga mengurangi masalah intermitensi dan memastikan ketersediaan energi yang stabil," jelas Andhika, sebagaimana dikutip dari situs web BRIN.

Baca juga: Relaksasi TKDN PLTS Gerus Daya Saing Lokal Kalau Tak Dikelola

Andhika menuturkan, pemanfaatan energi dari PHES memiliki potensi besar. 

Kajian terbaru menemukan, ada sekitar 26.000 lokasi sungai di Indonesia yang belum dimanfaatkan, dengan potensi kapasitas penyimpanan energi mencapai 800 terawatt jam (TWh).

Namun, Andhika menyebutkan pengembangan teknologi hibrida PLTS-PHES di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan. 

Di antaranya meliputi kebutuhan akan pemetaan potensi yang lebih konkret, pendanaan yang memadai, regulasi harga yang mendukung, serta dukungan logistik yang realistis. 

Baca juga: PLN Gandeng Perusahaan Arab Saudi Kembangkan PLTS Terapung Saguling

Selain itu, studi awal dan teknis juga diperlukan untuk memastikan implementasi teknologi ini dapat berjalan dengan sukses.

Andhika juga menekankan pentingnya kolaborasi yang erat antara pemerintah, industri, dan lembaga riset untuk mewujudkan potensi besar energi terbarukan di Indonesia. 

Upaya ini tidak hanya akan mengurangi ketergantungan pada energi fosil yang berkontribusi pada emisi gas rumah kaca (GRK), tetapi juga membantu Indonesia dalam mencapai target energi bersih yang lebih ambisius di masa depan.

Di satu sisi, sektor energi nasional menjadi salah satu kontributor terbesar emisi GRK.

Kondisi tersebut memerlukan perlunya pengembangan teknologi energi terbarukan dan efisiensi energi untuk mengurangi dampak negatif dari sektor ini.

Baca juga: Kapasitas Listrik EBT Naik 500 GW Pada 2023, Didominasi PLTS

Senjang

Dalam kesempatan itu, Andhika juga menyoroti kesenjangan yang signifikan antara target dan realisasi bauran energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. 

Potensi energi surya di Indonesia, menurut berbagai estimasi, berkisar antara 47 gigawatt (GW) hingga 500 GW. 

Target kapasitas terpasang untuk energi surya pada 2025 adalah 3,61 GW, yang diharapkan meningkat menjadi 4,68 GW pada tahun 2030.

Namun, realisasi capaian saat ini masih jauh dari target tersebut, yang menunjukkan perlunya tindakan segera untuk mengatasi kesenjangan ini. 

Baca juga: Pemerintah Genjot Penambahan Kapasitas PLTS Terapung 14 GW

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
Pertamina Gandeng Kelompok Tani Hutan Perkuat Perhutanan Sosial
BUMN
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Pemerintah Resmikan Pasar Perdagangan Sertifikat EBT ICDX
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau