Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengembangan Anak Usia Dini Harus Dilakukan Secara Terpadu

Kompas.com - 30/08/2024, 16:16 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Periode tumbuh kembang anak membutuhkan kebutuhan esensial yang perlu diberikan secara terintegrasi dan optimal oleh semua pihak. 

Hal ini disampaikan oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), Woro Srihastuti Sulistyaningrum. 

“Kita harus memastikan penguatan di setiap periode terkait, mulai dari bimbingan perkawinan bagi calon pengantin agar mereka siap secara fisik dan emosional untuk memiliki anak, termasuk dalam pengasuhan hingga layanan untuk anak kita di setiap tahapan kehidupan mulai dari janin dalam kandungan sampai usia 6 tahun,” tutur Woro dalam keterangan resmi, Kamis (29/8/2024). 

Menurutnya, pengembangan anak usia dini harus memenuhi kebutuhan esensial yang mencakup semua aspek. Mulai dari kesehatan, gizi, stimulasi pendidikan dini, pembinaan moral emosional, pengasuhan, hingga perlindungan anak.

"Ini adalah konsep Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI), yang menekankan penyediaan layanan secara holistik, bukan parsial,” sambung Woro, dalam pernyataannya. 

Baca juga: Nutrisi dan Stimulasi Penting Maksimalkan Otak Anak sebelum 2 Tahun

Sebagai informasi, saat ini, pemerintah sudah mengeluarkan Peraturan Presiden No. 60 mengenai Pengembangan Anak Usia Dini Holistik Integratif (PAUD HI). Sebuah kerangka untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan holistik anak usia dini dari aspek kesehatan, gizi, pendidikan, pengasuhan, perlindungan, dan kesejahteraan.

Perpres ini kemudian diperkuat dengan Rencana Aksi Nasional (RAN PAUD HI 2020-2024) dan Panduan Penyelenggaraan PAUD HI (2021).

Namun, itu saja belum cukup. Perlu program, kebijakan, hingga layanan yang terintegrasi dari semua kementerian/lembaga terkait.

Oleh karena itu, Kementerian Koordinasi Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) bersama organisasi filantropi independen Tanoto Foundation, menggelar seminar ini. 

Tujuan seminar diadakan adalah untuk memaparkan hasil kajian mengenai urgensi PAUD HI menuju tercapainya SDM Unggul 2045, serta mengidentifikasi isu-isu strategis untuk penguatan program dan layanan PAUD HI 2025-2029.

Komitmen Tanoto Foundation

Sementara itu, Head of Policy and Advocacy, Tanoto Foundation, Eddy Henry menyampaikan kerja sama dengan Kemenko PMK ini merupakan komitmen pihaknya dalam memastikan anak usia dini di Indonesia berkembang sesuai capaian usia, siap sekolah, dan mencapai potensi optimal mereka.

“Sebagai lembaga filantropi yang bertujuan meningkatkan taraf hidup manusia melalui pendidikan, kami percaya manusia harus diintervensi sedini mungkin,” ucap Eddy.

Dengan demikian, kata dia, anak usia dini bisa bertumbuh dengan baik, menerima pendidikan dengan maksimal, hingga mewujudkan potensi mereka secara optimal. 

"Terkadang kita lupa bahwa investasi yang kita lakukan pada anak usia dini sebenarnya adalah pondasi awal bukan hanya bagi masa depan anak itu sendiri, tetapi juga bagi masa depan keluarga, dan masa depan bangsa," sambungnya. 

Baca juga: Pendidikan Anak Usia Dini Penting Gapai Indonesia Emas 2024

Sebab, kata dia, investasi pada masa awal kehidupan terbukti lebih penting dari investasi pada tahap kehidupan selanjutnya.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau