Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 3 September 2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - China mengumumkan akan terus bertransisi energi dengan meninggalkan bahan bakar fosil dan mereformasi sistem ketenagalistrikannya.

Pada Kamis (29/8/2024), regulator energi China yakni Administrasi Energi Nasional menerbitkan buku putih yang berisi banyak daftar pencapaian "Negeri Panda".

Buku putih tersebut juga memuat sejumlah langkah yang sudah diumumkan sebelumnya, mulai dari memajukan teknologi penyimpanan energi hingga mempromosikan konservasi energi.

Baca juga: Seperempat Energi yang Dikonsumsi China Berasal dari Sumber Bersih

Terdapat juga bab yang mempromosikan kerja sama energi hijau di bawah program infrastruktur Belt and Road Initiative (BRI).

Kepala Administrasi Energi Nasional Zhang Jianhua mengatakan, China akan terus mereformasi sistem ketenagalistrikannya serta menyerukan reformasi yang berorientasi pasar.

Dia menambahkan, China juga memperluas pasar spot, mempromosikan perdagangan listrik hijau, dan mengganti bahan bakar fosil dengan energi terbarukan.

Zhang menambahkan, tahun lalu China menginvestasikan 676 miliar dollar AS atau sekitar Rp 10 kuadriliun dalam transisi energinya.

Baca juga: Lahan Bekas Tambang Batu Bara di China Diubah Jadi Sawah

Mengutip angka dari organisasi penelitian BloombergNEF, diperkirakan investasi transisi energi China mencapai 38 persen dari total dunia, sebagaimana dilansir Reuters.

Beberapa tahun belakang, China muncul sebagai pemimpin global dalam transisi energi terbarukan, meskipun sistem ketenagalistrikannya masih sangat bergantung pada batu bara.

Ketika ditanya apakah emisi karbon China dapat mencapai puncaknya sebelum target 2030, Wakil Direktur Departemen Perencanaan Administrasi Energi Nasional Song Wen berjanji tidak akan mengubah target.

"Target karbon ganda tidak akan diubah dan target-target utama yang telah kami janjikan tidak akan diubah," ucapnya.

Baca juga: Studi Celios: Pengaruh China Paling Besar Terjadi di Pulau Jawa

China sendiri telah menargetkan dapat memasang 1.200 gigawatt (GW) pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) pada 2030.

Akan tetapi, melonjaknya pengembangan energi terbarukan di sana membantu China memenuhi tujuan tersebut pada Juli, alias enam tahun lebih awal.

Ketika ditanya apakah China dapat menetapkan tujuan energi terbarukan yang lebih ambisius untuk tahun 2030, Direktur Departemen Energi Baru Administrasi Energi Nasional Li Changjun menjawab, China akan mengajukan tujuan dan langkah-langkah baru berdasarkan kondisi nasionalnya.

Sejumlah analisis menunjukkan, China masih tertinggal dalam beberapa tujuan lain, termasuk tujuan untuk mengurangi intensitas karbonnya sebesar 18 persen selama lima tahun hingga 2030.

China perlu memangkas emisi absolut sebesar 2 persen setiap tahun tahun ini dan pada tahun 2025 untuk memenuhinya, menurut analisis oleh organisasi nirlaba Carbon Brief.

Baca juga: China Jawara Pengembangan Energi Terbarukan Global, Getol Bangun PLTS dan PLTB

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LKC Dompet Dhuafa Gelar Seminar untuk Optimalkan Bahan Pangan Lokal Jadi MPASI
LSM/Figur
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Ironi, Studi Ungkap Situs Web Konferensi Iklim Lebih Berpolusi
Pemerintah
Uni Eropa Tindak Tegas 'Greenwashing' Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Uni Eropa Tindak Tegas "Greenwashing" Maskapai yang Tebar Janji Keberlanjutan
Pemerintah
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Kemenhut Godok 4 Regulasi Baru untuk Dongkrak Pasar Karbon Internasional
Pemerintah
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Energi Terbarukan Global Meningkat Tiga Kali Lipat, China Memimpin
Pemerintah
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Proyek Konservasi Dunia Diam-diam Gagal, Target Alam Global Terancam
Pemerintah
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
40 Saksi Diperiksa dalam Kasus Kontaminasi Cesium-137 di Cikande
Pemerintah
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Kemenhut Ungkap Tersangka Penambang Batu Bara Ilegal Bukit Soeharto di IKN
Pemerintah
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
2 Ekor Pesut Mahakam Mati Diduga karena Lonjakan Aktivitas Tongkang Batu Bara
LSM/Figur
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
KLH Akui Belum Tahu Asal Muasal Radioaktif yang Kontaminasi Cengkih Ekspor
Pemerintah
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Jayapura Tetapkan Perda Perlindungan Danau Sentani, Komitmen Jaga Alam Papua
Pemerintah
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
Indonesia Masih Nyaman dengan Batu Bara, Transisi Energi Banyak Retorikanya
LSM/Figur
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
KLH: Cengkih Ekspor Asal Lampung Terkontaminasi Radioaktif dari Pemakaman
Pemerintah
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
PR Besar Temukan Cara Aman Buang Limbah Nuklir, Iodin-129 Bisa Bertahan 15 Juta Tahun
LSM/Figur
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
WVI Luncurkan WASH BP 2.0, Strategi 5 Tahun Percepat Akses Air dan Sanitasi Aman
LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau