Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 4 September 2024, 07:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemimpin tertinggi umat Katolik dunia, Paus Fransiskus, tiba di Indonesia pada Selasa (3/9/2024).

Kedatangan Paus ke Indonesia ini merupakan rangkaian kunjungan apostolik di Asia yang dimulai pada 2 hingga 13 September 2024. Di Indonesia, Paus Fransiskus akan berada di Tanah Air hingga Jumat (6/9/2024).

Paus Fransiskus beserta rombongan terbang menggunakan pesawat komersial Airbus A330neo yang dioperatori ITA Airways.

Baca juga: Bukan Hotel Mewah Bintang Lima, Paus Menginap di Nunsiatura Apostolik

Pesawat tersebut mendarat di Bandar Udara (Bandara) Internasional Soekarno-Hatta (Soetta), Tangerang, Banten, pada pukul 11.25 WIB.

Dikutip dari situs web ITA Airways, penerbangan Paus Fransiskus untuk kunjungan apostoliknya diatur agar ramah lingkungan dan hemat bahan bakar.

Maskapai tersebut menyebutkan, penerbangan Sri Paus menerapkan mekanisme efisiensi prosedur operasional dan eco-piloting.

Mekanisme tersebut meliputi perencanaan rute, penanganan bandara, manuver naik dan turun, optimalisasi perjalanan untuk menghemat bahan bakar.

Baca juga: Presiden Bakal Terima Kunjungan Paus Fransiskus di Istana Merdeka Besok

Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Indonesia, Selasa (3/9/2024). Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi dari rangkaian empat negara, yakni Indonesia, Papua Nuguni, Timor Leste dan Singapura. Paus disambut Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas, Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Michael Trias Kuncahyono.

INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ DANU KUSWORO
03-09-2024KOMPAS/DANU KUSWORO Pemimpin Tertinggi Gereja Katolik sedunia dan Kepala Negara Vatikan Paus Fransiskus tiba di Bandara Soekarno Hatta, Banten, Indonesia, Selasa (3/9/2024). Indonesia merupakan negara pertama yang dikunjungi dari rangkaian empat negara, yakni Indonesia, Papua Nuguni, Timor Leste dan Singapura. Paus disambut Menteri Agama Republik Indonesia Yaqut Cholil Qoumas, Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia Gandi Sulistiyanto, dan Duta Besar Indonesia untuk Tahta Suci Michael Trias Kuncahyono. INDONESIA PAPAL VISIT COMMITTEE/ DANU KUSWORO 03-09-2024

Penerbangan untuk kunjungan apostolik tersebut juga memanfaatkan bahan bakar pesawat berkelanjutan atau sustainable aviation fuel (SAF).

SAF merupakan campuran antara bahan bakar konvensional dengan bahan bakar nabati yang berasal dari limbah nabati seperti minyak jelantah.

ITA Airways menyebutkan, emisi yang dihasilkan dalam penerbangan kunjungan apostolik Paus Fransiskus juga "diseimbangkan" melalui pembelian sertifikat karbon.

Sertifikat karbon tersebut didapatkan dari proyek pengurangan emisi yang dipilih berdasarkan dua kriteria yakni bertujuan untuk komunitas lokal dan berlokasi di salah satu negara tujuan penerbangan ITA Airways.

Baca juga: Selain Innova, Ini Deretan Mobil Rakyat yang Dipakai Paus Fransiskus di Luar Negeri

Hemat bahan bakar

Dilansir dari Simple Flying, Airbus A330neo disebut lebih hemat bahan bakar dan mampu mengurangi emisi 20 persen dibandingkan generasi sebelumnya, Airbus A330.

Ini bukanlah kali pertama Paus Fransiskus menggunakan Airbus A330neo dalam perjalanannya.

Sebelumnya, Sri Paus juga menaiki Airbus A330neo ke Dubai untuk menghadiri KTT iklim akbar COP28 pada Desember tahun lalu.

Dikutip dari situs web Airbus, A330neo mampu terbang sejauh 13.334 kilometer dengan maksimal kapasitas bahan bakar 139.090 liter.

Pesawat ini mampu menampung hingga maksimal 460 penumpang jika luas kabinnya dioptimalkan untuk kursi penumpang.

Baca juga: Harga dan Cara Beli Prangko Edisi Spesial Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
Laut Kunci Atasi Krisis Pangan Dunia, tapi Indonesia Tak Serius Menjaga
LSM/Figur
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
Konsumen Gandrungi Kendaraan Listrik, Penjualan Baterai EV Naik 9 Kali Lipat
LSM/Figur
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
Indef: Ambisi B50 Sejalan dengan Transisi Energi, tapi Butuh Stabilitas Pendanaan
LSM/Figur
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Ethiopia Jadi Tuan Rumah COP32, COP31 Masih Jadi Rebutan Australia dan Turki
Pemerintah
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
RI Jadikan Sektor FOLU Pilar Pasar Karbon Internasional Dalam COP30
Pemerintah
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
Masalah Baru, Cara Usang: Resep Orde Baru Dinilai Tak Akan Atasi Krisis Pangan
LSM/Figur
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
Biasanya Jadi Gula, Kini Pertamina Pikirkan Ubah Aren Jadi Bioetanol
BUMN
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Perusahaan RI Paling Banyak Raih Penghargaan Asia ESG Positive Impact Awards
Swasta
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pastikan Kawanan Gajah Aman, BKSDA Riau Pasang GPS pada Betina Pemimpinnya
Pemerintah
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Bukan Cuma Beri Peringatan, Taiwan Tetapkan Panas Ekstrem sebagai Bencana Alam
Pemerintah
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
Ilmuwan Desak Pemimpin Global Batasi Biofuel Berbasis Tanaman
LSM/Figur
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Gates Foundation Gelontorkan 1,4 Miliar Dollar AS untuk Bantu Petani Adaptasi Iklim
Swasta
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
Krisis Iklim dan Penggunaan Pestisida di Pertanian Ancam Populasi Kupu-Kupu
LSM/Figur
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Asia ESG PIA Digelar, Pertemukan 39 Perusahaan yang Berkomitmen Jalankan ESG
Swasta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik, PLN Resmikan SPKLU Center Pertama di Yogyakarta
BUMN
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau