Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ekosistem Jadi Tantangan dalam Membangun Ekonomi Sirkular di Indonesia

Kompas.com, 4 September 2024, 12:48 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekosistem ekonomi sirkular yang belum terbentuk, menjadi tantangan utama pengelolaan sampah di Indonesia.

Sebagai informasi, ekonomi sirkular merupakan konsep membuat nilai produk, bahan, dan sumber daya dalam perekonomian selama mungkin, sehingga meminimalkan kerusakan sosial dan lingkungan.

Direktur Pengurangan Sampah Ditjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Fazri Putrantomo mengatakan dalam ekonomi sirkular, masyarakat yang tadinya terbiasa dengan pola pengolahan sampah linear ekonomi, hanya kumpul angkut buang, diubah menjadi pola pengolahan sampah sirkular ekonomi.

Baca juga: Tak Ada TPA Baru Setelah 2030, Pemilahan Sampah dari Sumber Jadi Solusi Utama

“Tantangan terbesar implementasi ekonomi sirkular dalam pengolahan sampah di Indonesia, adalah bagaimana kita bisa membentuk ekosistem ekonomi sirkular itu sendiri,” ujar dia, Selasa (3/9/2024).

Dengan terbentuknya ekosistem, semua lapisan masyarakat bisa memahami bahwa sampah tidak hanya langsung dibuang, karena memiliki nilai jika dimanfaatkan kembali.

“Sampah ini bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin dengan pola sirkular, sehingga sampah memiliki nilai manfaat ekonomi lebih yang bisa berdampak (bagi masyarakat),” imbuhnya.

Sementara, Direktur Public Affairs, Communications, and Sustainability, CCEP Indonesia, Lucia Karina, mengatakan tantangan terbesar ekonomi sirkular adalah kolaborasi.

“Tantangan terbesar itu sebetulnya pelibatan semua pihak,” ujar Karina, dalam kesempatan yang sama.

Ia menilai, membentuk ekosistem ekonomi sirkular membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Khususnya, untuk menggerakkan bank sampah sebagai bagian dari ekonomi sirkular.

Baca juga: Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca

“Makanya saya memperkenalkan yang namanya nona helix. Ada sembilan pemangku kepentingan, baik itu produsen, pemerintah, pihak akademisi, tokoh komunitas NGO, pemuka agama, perbankan, dan lain-lain,” tuturnya

Oleh karena itu, ia menilai insentif menjadi penting, terutama dalam situasi Indonesia saat ini.

Dengan insentif ataupun penghargaan kepada masyarakat, penggerak bank sampah, produsen, terutama pemerintah daerah, diharapkan dapat menjadi pendorong agar setiap individu terpacu mengolah sampah.

“Belum semua orang sadar, kesadaran masih rendah, infrastruktur juga belum 100 persen bagus. Kemudian sistem regulasi kita seperti ini, jadi untuk menggerakkan orang itu maka insentif sebaiknya harus ada,” pungkasnya.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Kemenhut: Perambahan Ilegal Habitat Gajah di TN Kerinci Seblat Capai 4 Ha
Pemerintah
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
Menyelamatkan Burung Laut, Menyelamatkan Lautan
LSM/Figur
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Kota Global Butuh 105 Miliar Dollar AS untuk Pendanaan Proyek Iklim
Pemerintah
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Target Berbasis Sains Tingkatkan Hubungan Korporasi dengan Investor Secara Signifikan
Pemerintah
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
Trend Asia: Indonesia Bermuka Dua soal Iklim, Janji Manis ke Dunia, Ingkari Warganya
LSM/Figur
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
Lembaga Ini Sebut Pengoperasian 20 PLTU di Indonesia Sebabkan 156.000 Kematian Dini
LSM/Figur
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
Kapasitas Listrik dari Pembangkit Tenaga Angin Lepas Pantai Naik 3 Kali Lipat pada 2030
LSM/Figur
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
Algoritma Medsos Semakin Tentukan Isu Publik yang Dianggap Penting
LSM/Figur
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
Bersihkan Kawasan Mandalika, ITDC Tangani 7,2 Ton Sampah Kiriman di Pantai Tanjung Aan
BUMN
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
Polusi Udara dari Bahan Bakar Fosil Sebabkan 2,52 Juta Kematian
LSM/Figur
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Ini Hitungan Kerugian Ekonomi yang Terjadi di Indonesia akibat Krisis Iklim
Pemerintah
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Bukan dari Aspirasi Petani, Kebijakan Pertanian Sulit Kontribusi Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
LSM/Figur
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
BMKG Perkirakan Hujan Lebat Disertai Petir Bakal Landa Sejumlah Wilayah
Pemerintah
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Incar Ekonomi Tumbuh 8 Persen, RI Perlu Andalkan Peternakan dan Perikanan
Pemerintah
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Perubahan Iklim Bisa Ganggu Kualitas Tidur, Kok Bisa?
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau