KOMPAS.com - Frasa carbon credit dan carbon offset semakin marak digaungkan belakangan ini, seiring dengan upaya global untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Dua skema tersebut sama-sama bertujuan mendesak perusahaan untuk menekan emisi yang dihasilkan.
Akan tetapi, pengertian carbon credit dan carbon offset seringkali disalahpahami meski memiliki skema yang hampr mirip.
Baca juga: McKinsey Soroti Tantangan Penangkapan Karbon dan Pemanfaatan Hidrogen Bersih
Secara garis besar, carbon offset berupaya membantu mengurangi emisi. Sedangkan carbon credit berupaya mencegah emisi.
Carbon offset merupakan tindakan sukarela oleh perusahaan. Sementara carbon credit diatur dan didistribusikan oleh pemerintah, yang berarti perusahaan harus mematuhinya.
Dilansir dari Earth.org, berikut perbedaan carbon credit dan carbon offset secara garis besar.
Baca juga: PLN Mulai Operasikan PLTGU Tambak Lorok yang Rendah Emisi Karbon
Metode bagi perusahaan untuk secara sukarela menyeimbangkan emisi karbon mereka dengan mendanai proyek yang menangkap atau mengurangi karbon, seperti reboisasi atau inisiatif energi terbarukan.
Dalamcarbon offset, perusahaan bisa membeli sertifikat karbon di bursa sukarela untuk "mengimbangi" emisi yang mereka hasilkan.
Kompensasi ini menghilangkan atau mengurangi karbon dari atmosfer untuk mengompensasi emisi yang dihasilkan oleh perusahaan yang membeli.
Baca juga: RI Punya PLTS Daratan Terbesar, Mampu Kurangi 118.725 Ton Karbon Dioksida
Sistem yang diatur di mana perusahaan harus mematuhi alokasi emisi karbon yang ditetapkan oleh badan pengatur.
Sertifikat karbon diperdagangkan di bursa. Di dalamnya perusahaan bisa membeli atau menjual sertifikat karbon. Jual-beli didasarkan pada kondisi apakah emisi mereka bawah alokasi atau melebihi batas
Penerapan kredit karbon bertujuan agar perusahaan didesak mengurangi emisi agar tidak perlu lagi membeli sertifikat karbon di bursa. Bahkan perusahaan bisa menjual sertifikatnya di bursa bisla emisi yang dihasilkan di bawah alokasi.
Skema carbon offset dan carbon credit menyediakan pendekatan kapitalis untuk meningkatkan tanggung jawab industri dalam mengatasi krisis iklim.
Akan tetapi, bursa karbon dan bursa sukarela masih penuh dengan tantangan. Selain itu, regulasi-regulasi yang ada saat ini dinilai masih kurang memadai.
Carbon offset dan carbon credit tidak serta merta mendorong perusahaan untuk mengubah struktur mereka secara mendasar agar menjadi lebih berkelanjutan.
Diperlukan sistem yang benar-benar memberi penghargaan kepada mereka yang memiliki langkah keberlanjutan sebagai inti aktivitas mereka.
Baca juga: Transfer Kredit Karbon dari Korsel ke RI Diproyeksikan Meningkat
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya