KOMPAS.com - Sebuah laporan yang diterbitkan oleh lembaga konsultan global, McKinsey, baru-baru ini mengulas perkembangan transisi energi di Amerika Serikat dan Eropa.
Laporan tersebut berfokus pada kemajuan dalam energi terbarukan, baterai, pompa panas, serta penangkapan karbon (Carbon Capture, Utilization, and Storage/CCUS) dan hidrogen bersih.
McKinsey mencatat bahwa, meskipun kemajuan telah dicapai dalam penerapan hampir semua teknologi ini, terutama energi terbarukan, laju pertumbuhannya masih belum cukup untuk memenuhi target 2030, dikutip dari Carbon Herald, Selasa (3/9/2024).
Adapun untuk proyek-proyek yang berkaitan dengan CCUS atau produksi hidrogen, tampaknya ada risiko yang lebih besar untuk menghadapi kegagalan.
Pasalnya, banyak inisiatif yang diumumkan masih belum mencapai Keputusan Investasi Akhir (Final Investment Decision/FID) atau menghadapi persetujuan regulasi yang panjang.
Baca juga: Menteri ESDM Akui Implementasi Tekonologi CCS/CCUS Masih Mahal
Dalam kasus penangkapan karbon, McKinsey mengatakan bahwa industri di Eropa dan AS menunjukkan pertumbuhan eksponensial, namun sangat sedikit proyek yang telah melampaui tahap FID.
McKinsey juga merilis infografis berdasarkan data dari pelacak proyek CCUS yang menunjukkan persentase proyek CCUS yang beroperasi di Amerika Serikat, 27 negara di Uni Eropa, serta Norwegia, Swiss, dan Inggris.
Meskipun jumlah proyek yang aktif di bidang ini cukup menjanjikan, masa depan inisiatif ini masih tetap belum pasti, karena investasi final juga masih ditunda.
Sementara, produksi hidrogen bersih adalah sektor lain yang telah menghasilkan proyek-proyek ambisius, dengan UE menargetkan 20 megaton pasokan hidrogen bersih pada 2030 (10 megaton diproduksi secara domestik dan 10 megaton diimpor), dan AS menargetkan 10 megaton diproduksi pada tahun yang sama.
Data menunjukkan bahwa kedua wilayah ini masih tertinggal dalam mencapai target. Adapun produksi dinilai perlu meningkat sekitar 25 kali lipat di Eropa dan 20 kali lipat di AS, dalam lima tahun mendatang, untuk dapat mencapai target waktu tahun 2030.
Secara umum, McKinsey menyoroti bahwa berbagai tindakan transisi energi telah diambil ke arah yang benar.
Namun, untuk mencapai semua target iklim yang diperlukan tepat waktu, pemerintah maupun komunitas bisnis perlu mempercepat dan menyinkronkan upaya dekarbonisasi dalam jangka waktu lima tahun ke depan.
Baca juga: AS Gelontorkan Rp 19,6 Triliun untuk Kembangkan Penangkapan Karbon
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya