JAKARTA, KOMPAS.com - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) melaksanakan penandatanganan nota kesepahaman dengan Perkumpulan Jaringan Global Compact Indonesia (Indonesia Global Compact Network/IGCN), di Jakarta, Jumat (6/9/2024).
Penandatanganan ini dilakukan dalam rangka percepatan pengembangan International Tropical Seaweed Research Center (ITSRC) sebagai Pusat Unggulan Rumput Laut Tropis Indonesia.
Perjanjian tersebut dilaksanakan dalam pagelaran Indonesia International Sustainability Forum 2024 (ISF 2024).
Baca juga: Kemenperin: Hilirisasi Rumput Laut Punya Potensi Pasar Rp 193 Triliun
“Kolaborasi ini menjadi tonggak strategis dalam percepatan pengembangan ITSRC sebagai Pusat Unggulan Rumput Laut Tropis Indonesia. Ini merupakan kerja sama yang penting antara Kemenko Marves dengan IGCN,” kata Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim Kemenko Marves, Firman Hidayat.
Firman juga menyampaikan rasa terima kasih, bukan hanya kepada pihak ICGN, namun juga kepada pihak United National Global Compact, yang memberikan dukungan atas kerja sama ini.
Sebagai informasi, United National Global Compact merupakan jaringan berbagai pakar, praktisi, dan wirausahawan yang berfokus pada isu-isu penanggulangan kemiskinan, keberlanjutan, dan keadilan sosial.
Baca juga: Studi: Industri Peternakan Sapi Dapat Kurangi Emisi Hingga 30 Persen
“Dengan dukungan jaringan global yang luas, kolaborasi ini akan membuka potensi besar rumput laut Indonesia, yang memiliki keragaman rumput laut tropis terbesar di dunia,” tambahnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Indonesia akan terus bekerja sama dengan sektor swasta, industri, maupun lembaga penelitian nasional dan internasional, untuk mendorong pertumbuhan rumput laut Indonesia sebagai komoditas unggulan masa depan.
Dalam rangkaian acara ini, Deputi Firman juga melaksanakan Letter of Intent (LOI) Announcement of the Kadin Indonesia’s Interest in Collaborating with Konservasi Indonesia on the Blue Halo S Program to Promote Sustainable Blue Economy Developtment in Indonesia.
Baca juga: Kecewa Harga Rumput Laut Tak Kunjung Naik, Sejumlah Pemukat di Nunukan Buang Rumput Laut
“Penandatanganan ini menunjukkan bahwa kita berkomitmen penuh dalam mendukung program Sustainable Blue Economy,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya